Dolar AS Berusaha Menguat Saat Perang Tarif Makin Memanas

0
137
Berita Forex Dolar AS

JAVAFX – Dolar AS berusaha menguat saat perang tarif makin memanas pada perdagangan hari ini di mana potensi penguatan dari mata uang AS ini sepertinya memang masih nyata adanya sebagai bentuk aksi mencari aset pengamannya lagi.

Secara umum di perdagangan sebelumnya, kondisi dolar AS sempat mengalami tekanan dari mata uang utama dunia lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup melemah di level 1,1623, GBPUSD ditutup menguat di level 1,2926, AUDUSD ditutup menguat di level 0,7195 dan USDJPY ditutup melemah di level 110,72.
Dan untuk sementara di siang ini, EURUSD bergerak di level 1,1619, GBPUSD bergerak di level 1,2923, AUDUSD di level 0,7161 dan yen di level 110.58.

Sebelumnya, nilai dolar AS sedikit memburuk pada perdagangan sebelumnya setelah muncul data ADP payroll yang memburuk serta beberapa aksi likuiditas negara-negara yang mengalami tekanan dolar AS telah berbalik dengan menekan mata uang AS tersebut. Sebelumnya investor pernah memanfaatkan momentum mulai munculnya pengaruh kritik Presiden Trump agar bank sentral AS atau the Fed untuk menahan keinginan naiknya suku bunganya. Kritik tersebut disetujui oleh ketua the Fed Jerome Powell yang sadar bahwa ekonomi AS memang masih butuh kenaikan suku bunganya, namun dooar AS sebaiknya melemah terlebih dahulu.

Sayang Kanada yang tidak setuju sehingga rangkaian perang dagang menjadi makin panas lagi. Trump tidak butuh Kanada dalam perdagangannya sehingga tensi perang dagang kembali memanas. Apalagi Jepang juga akan menjadi sasaran tembak tarif baru oleh Trump dalam waktu dekat. Dan rupanya situasi ini berhasil membuat yen menguat sejenak.

Sebelumnya indeks dolar menjaga ritme positifnya selama ini di mana proses perang dagang memberikan arti bahwa harga barang yang terkena tarif baru dari Presiden Trump khususnya harga barang di AS, akan mengalami kenaikannya. Sisi kenaikan inflasi di AS tentu akan mendatangkan dukungan yang kuat terhadap rencana kenaikan suku bunga ths Fed yang bisa naik secara agresif. Sinyal inflasi yang akan meninggi ini, telah dibaca investor dengan melakukan koleksi surat hutang berlatar belakang AS meski Trump tidak senang.

Inggris sendiri yang akan belum mendapatkan kemudahan dalam proses perpisahannya dengan blok Uni Eropa, telah berhasil membuat pasar terkejut dan menjadi titik balik pelemahan lagi bagi pound terhadap dolar kembali.

(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi