Dolar AS Berusaha Menguat Saat Perang Tarif Baru China

0
145
Berita Forex Dolar AS

JAVAFX – Dolar AS berusaha menguat saat perang tarif baru China pada perdagangan hari ini di mana potensi penguatan dari mata uang AS ini sepertinya memang masih nyata adanya sebagai bentuk aksi mencari aset pengamannya lagi.

Secara umum di perdagangan sebelumnya, kondisi dolar AS sempat mengalami tekanan dari mata uang utama dunia lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup menguat di level 1,1616, GBPUSD ditutup melemah di level 1,2870, AUDUSD ditutup menguat di level 0,7212 dan USDJPY ditutup melemah di level 111,01.
Dan untuk sementara di siang ini, EURUSD bergerak di level 1,1598, GBPUSD bergerak di level 1,2859, AUDUSD di level 0,7190 dan yen di level 111.11.

Sebelumnya, nilai dolar AS sedikit memburuk pada perdagangan sebelumnya setelah investor sedang memanfaatkan momentum mulai munculnya pengaruh kritik Presiden Trump agar bank sentral AS atau the Fed untuk menahan keinginan naiknya suku bunganya. Kritik tersebut disetujui oleh ketua the Fed Jerome Powell yang sadar bahwa ekonomi AS memang masih butuh kenaikan suku bunganya, namun dooar AS sebaiknya melemah terlebih dahulu.

Meksiko dan AS sudah mencapai kata sepakat tentang perdagangannya sehingga tensi perang dagang bisa sedikit diredakan sehingga membuat aksi safe haven dolar juga sempat menghilang. Sayang Kanada yang tidak setuju sehingga rangkaian perang dagang menjadi makin panas lagi. Trump tidak butuh Kanada dalam perdagangannya sehingga tensi perang dagang kembali memanas.

Sebelumnya indeks dolar menjaga ritme positifnya selama ini di mana proses perang dagang memberikan arti bahwa harga barang yang terkena tarif baru dari Presiden Trump khususnya harga barang di AS, akan mengalami kenaikannya. Sisi kenaikan inflasi di AS tentu akan mendatangkan dukungan yang kuat terhadap rencana kenaikan suku bunga ths Fed yang bisa naik secara agresif. Sinyal inflasi yang akan meninggi ini, telah dibaca investor dengan melakukan koleksi surat hutang berlatar belakang AS meski Trump tidak senang.

Inggris sendiri yang akan belum mendapatkan kemudahan dalam proses perpisahannya dengan blok Uni Eropa, telah berhasil membuat pasar terkejut dan menjadi titik balik pelemahan lagi bagi pound terhadap dolar kembali.

(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi