Harga Minyak Dalam Ruang Aksi Ambil Untungnya

0
90

JAVAFX – Harga minyak dalam ruang aksi ambil untungnya setelah semenjak perdagangan sepekan lalu mengalami penguatannya dibantu oleh impor China dan tak agresifnya produksi minyak AS.

Awal pekan perdagangan sebtulnya harga minyak sempat menguat, namun nuansa ambil untung sejenak tak dapat dihindarkan dimana sepanjang perdagangan minggu lalu harga minyak menguat lebih dari 5%.

Sejauh ini harga minyak sempat melanjutkan sisi positif yang biasa-biasa dengan volume tak semenarik sebelumnya setelah permintaan impor minyak China di semester pertama tahun ini menjadi 8,55 juta barel perhari atau naik 13,8% dibandingkan periode yang sama setahun lalu. Sedangkan National Bureau Statistic, atau Biro Statistik China melaporkan bahwa permintaan bahan bakar dalam negeri China meningkat. Produksi beberapa kilang minyak China di Juni lalu mencapai 11,21 juta barel perhari atau meningkat 2,3% dibandingkan bulan sebelumnya 10,98 juta barel perhari.

Situasi ambil untung sejenak tersebut membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Agustus di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak melemah $0,11 atau 0,24% di level $46,43 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,10 atau 0,20% di harga $48,81 per barel.

Tarik-menarik jual dan beli berlanjut hingga sore ini setelah investor melihat produksi minyak AS akan mengalami penurunan sebesar 1% dari 10,01 juta barel perhari menjadi 9,9 juta barel perhari untuk produksi 2018 nanti, demikian ungkap Energy Information Administration pekan lalu.

Hal ini terbukti di akhir pekan lalu Baker Hughes menyatakan bahwa pengaktifan rig minyak AS hanya berjumlah 2 saja sehingga total menjadi 765 rig yang telah aktif sejak tahun lalu. Secara rata-rata 4 minggu terakhir bahwa penambahan rig yang aktif hanya 5 saja, angka terendah sejak November tahun lalu.

Namun sejauh ini pembatasan kenaikan lebih lanjut dari harga minyak terjadi setelah OPEC melaporkan kenaikan suplai sebesar 660 ribu barel perhari menjadi rata-rata kenaikan 96,59 juta barel perhari di Juni lalu. OPEC juga melaporkan kenaikan produksi sebesar 393 ribu barel perhari menjadi 32,61 juta barel perhari di Juni lalu.

Kenaikan produksi ini disebabkan oleh meningkatnya produksi minyak anggota OPEC seperti Angola, Libya, Nigeria, Iraq dan Arab Saudi. OPEC juga memprediksi bahwa permintaan minyak global di 2018 nanti kemungkinan besar juga akan tumbuh 1,27 juta barel perhari dengan rata-rata konsumsi sekitar 96,4 juta barel perhari.

Inilah yang masih terus membayangi sikap investor untuk urung membeli minyak secara besar-besaran karena suplai yang nampak masih melimpah membuat sisi stok atau persediaan minyak global kesulitan untuk dijual.

Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: The Telegraph