AS-China Tanpa Kesepakatan Dagang Baru, Penguatan Dolar AS Mulai Pudar

0
162
Berita Forex Dolar AS

JAVAFX –  AS-China tanpa kesepakatan dagang baru, penguatan dolar AS mulai pudar pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana arah pergerakan ini sebagai upaya investor menangkap sinyal kuat bahwa mata uang AS haruslah mulai dilemahkan setelah menguat semalam.

Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan sebelumnya, kondisi greenback memberikan tekanan kepada beberapa mata uang utama dunia lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup melemah di level 1,1544, GBPUSD ditutup melemah di level 1,2813, AUDUSD ditutup melemah di level 0,7247 dan USDJPY ditutup menguat di level 111,29.
Dan untuk sementara di pagi ini, EURUSD bergerak di level 1,1554, GBPUSD bergerak di level 1,2813, AUDUSD di level 0,7277 dan yen di level 111,43.

Pound dan mata uang utama dunia lainnya, memang masih bergerak dengan sisi perlawanannya terhadap dolar AS di mana ini merupakan bentuk pembalikan pasar dari pergerakan minggu sebelumnya yang membuat indeks dolar atau greenback menguat cukup besar sebagai upaya investor yang khawatir terhadap masa depan ekonomi Turki pasca tarif baru yang dikenakan Presiden Trump kepada Turki pada akhir pekan lalu.

Tarif baru impor logam Turki ke AS menyebabkan mata uang Lira anjlok dan membuat khawatir investor akan masa depan ekonomi Turki yang konon kabarnya bisa memunculkan aksi gagal bayar dari Turki. Situasi ini membuat pasar sempat panik di mana mata uang euro dan non dolar AS lainnya mengalami aksi jual yang besar dibarengi juga rencana kenaikan suku bunga the Fed yang masih kuat keinginannya.

Beberapa agenda ekonomi AS yang membaik memang sempat membuat mata uang AS mendominasi pergerakan pasar sebelumnya. Muncullah kritik keras dari Presiden Trump yang tidak senang lagi terhadap naiknya suku bunga the Fed. Namun sehari setelahnya Fed minutes berkata lain bahwa suku bunga the Fed harus tetap naik sehingga dolar AS kembali menguat sejak malam itu.

Faktor menantikan kepastian bagaimana langkah selanjutnya dari bank sentral AS dalam menyikapi perkembangan suku bunganya dan situasi perang dagang akan menjadi bahan pertimbangan utama oleh investor untuk melakukan transaksi.

Namun di sisi lain, Presiden Trump mulai menunjukkan kekhawatirannya terhadap masa depan dari langkah yang diambil bank sentral AS, di mana the Fed sangat senang menaikkan suku bunganya sehingga dolar AS terus menguat. Sejauh ini pula Trump juga bersikap skeptis dengan rencana yang akan dia ambil terhadap China di mana pihak China kemungkinan besar akan tetap melakukan tindakan tidak baik terhadap AS sehingga Trump merasa perundingan dengan China tidak akan menyelesaikan masalah tarif.

Namun penguatan dolar AS juga sedikit tertahan jelang Jackson Hole nanti malam di mana Jerome Powell akan berbicara.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi