JAVAFX – Harga emas gagal lanjutkan tren penguatannya pada perdagangan Kamis kemarin dengan gagal menciptakan situasi belinya lagi dengan masih munculnya bayang-bayang akan naiknya suku bunga the Fed dan perang tarif yang menyertainya.
China sudah akan memberikan niatnya untuk melakukan tindakan balasannya kepada AS dengan tarif baru dengan nilai kurang lebih $16 milyar jika AS memang memaksakan tarif yang baru nantinya dan bank sentral China, PBOC terus melakukan injeksi pasar dengan usaha menurunkan nilai yuannya, namun hasil lelang surat hutang AS semalam berhasil menyakinkan investor sehingga dolar AS menguat tajam dan membuat harga emas gagal menciptakan sisi penguatannya lagi di hari ketiganya.
Penguatan harga emas sempat muncul setelah surplus perdagangan China tidak turun sebesar perkiraan pasar dan inflasi China yang membaik di saat kondisi perang tarif baru dimulai bulan lalu. Sinyal ini menandakan bahwa daya beli konsumen China sebagai pembeli emas terbesar didunia kemungkinan besar masih terjaga tinggi. Dan kesempatan beli emas juga karena pasar sedang mempertanyakan kinerja ekonomi AS di kuartal ini ketika perang tarif terjadi.
Namun sayang data inflasi produsen AS turun namun klaim pengangguran mingguan membaik lagi di level terbaik dalam 50 tahun terakhir, membangkitkan kenangan bahwa rencana kenaikan suku bunga the Fed makin kuat.
Hal ini membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $1,10 atau 0,09% di level $1219,90 per troy ounce. Sedangkan harga perak kontrak September di Comex ditutup menguat $0,02 atau 0,15% di level $15,46 per troy ounce.
Sebetulnya banyak pihak yang mulai menyangsikan bahwa ekonomi AS masih bisa bertahan dan berkembang rumor bahwasanya kenaikan suku bunga the Fed bisa ditunda kenaikannya karena lambannya pertumbuhan ekonomi yang disebabkan perang tarif yang tetap panas.
Akan tetapi penguatan emas kala itu memang masih terbatas karena masih khawatir dengan rencana kenaikan suku bunga the Fed. Pasca melihat dari hasil pandangan the Fed yang baru di mana bank sentral AS ini lebih optimis terhadap masa depan ekonominya sehingga suku bunga akan naik lagi di tahun ini, serta mendapat dukungan moril dari rasa optimis Trump tentang keberhasilannya dalam melakukan perang tarif, telah membuat harga emas terkoreksi kembali.
Sayangnya situasi justru sedang memburuk di mana kondisi perang tarif AS dan China sedang memanas lagi seiring dengan peningkatan tarif bagi impor China yang awalnya 10% menjadi 25% dengan nilai hingga $16 milyar per tahun, menjadi kondisi perang dagang makin panas dan membuat emas tidak menarik untuk dikoleksi pada waktu itu.
Untuk perdagangan sebelumnya di bursa saham Wall Street bisa ditutup negatif di mana bursa DowJones turun 0,29%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami penguatannya sebesar 0,55% di level 95,444. Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas, yaitu penjelasan notulen rapat RBA, PDB Inggris, inflasi konsumen AS.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi