JAVAFX – Harga emas sepertinya bisa tertekan fundamental AS pada perdagangan hari ini di mana potensi munculnya aksi jual kembali memang masih terlihat, dengan mulai munculnya pengaruh dari potensi rencana naiknya suku bunga the Fed dan tensi perang dagang yang sulit mereda.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan sebelumnya, kondisi greenback memberikan tekanannya kepada emas, sehingga hal ini membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $11,40 atau 0,93% di level $1216,20 per troy ounce.
Seperti kita ketahui bahwa pada perdagangan sebelumnya harga emas sempat mengalami tekanannya seiring greenback yang menguat tajam. Perubahan pandangan ekonomi dari bank sentral AS dan memanasnya tensi dagang AS dengan China menjadi beberapa penyebab harga emas kemarin turun tajam. The Fed menekankan bahwa kondisi tenaga kerja dan aktivitas ekonomi AS terasa lebih kuat daripada sebelumnya dan diperkirakan ruang kenaikan suku bunga bisa dilakukan pada rapat selanjutnya. Isyarat kuat inilah yang akan selalu menahan jalan kenaikan emas lagi.
Diperkirakan harga emas bisa ke level $1200 per troy ounce pada September nanti dengan perkiraan juga bisa ke $1300 pada tahun selanjutnya jika masalah kenaikan suku bunga the Fed sedikit hilang.
Harga emas sempat menciptakan level terendah tahun ini lagi namun berubah ke sisi yang positif pekan lalu, ketika ada dukungan dari pasar yang seringkali melepas kepemilikan dolar nya jika potensi perang dagang yang sempat mereda waktu itu. Namun sayangnya pasca pertemuan Trump dengan Juncker, situasi perang tarif dengan China malah lebih panas seiring rencana kenaikan tarifnya. Setelah Trump akan menaikkan tarifnya kepada China, pihak China pun sepertinya juga menyiapkan tindakan balasan, sehingga situasi ini makin panas. Kondisi ini tentu tidak positif bagi emas hari ini.
Sebelumnya harga emas sempat terkoreksi tajam sekali terpicu dari pidato ketua the Fed Jerome Powell yang menyatakan bahwa perekonomian AS makin solid dan rencana kenaikan suku bunga the Fed masih ada di tahun ini. Powell menegaskan bahwa inflasi AS sudah diatas target bank sentral. Pelemahan emas memang bisa terjadi karena beberapa unsur data ekonomi AS juga sedang membaik, sehingga unsur pendorong kenaikan suku bunga the Fed juga dirasa sedang bertambah tenaganya, dan bisa membuat indeks dolar juga menguat terhadap mata uang utama dunia lainnya, sehingga logam mulia pun terkoreksi karena dilihat sedang mahal. Apalagi Rabu malam lalu data ADP mengalami peningkatan lagi mengisyaratkan data nonfarm payroll nanti malam ini juga akan lebih bagus.
Sebetulnya sisi perang dagang yang mendatangkan inflasi kadang akan membuat dampak kurang bagus ke emas karena ketika inflasi meninggi, investor melihat kenaikan suku bunga the Fed makin mudah naik sehingga ini jalan buruk bagi emas. Diharapkan ada kesepakatan baru antara AS dengan China sehingga perang dagang bisa dihindarkan
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi