JAVAFX – Harga minyak sejenak berada di ruang aksi ambil untungnya pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini di mana investor sedang melihat persediaan minyak AS yang terbukti turun dan diimbangi akan tertundanya pengiriman minyak Arab Saudi.
Sebelumnya harga minyak sempat mengalami tekanan setelah investor melihat hasil pertemuan puncak pemimpin dunia dan bank sentral G20 di Buenos Aires Argentina yang menyimpulkan bahwa pertikaian geopolitik baik antara AS dengan masalah tarifnya maupun masalah nuklir Iran, akan menurunkan kemampuan seluruh dunia untuk tumbuh ekonominya sehingga dengan akan turunnya pertumbuhan ekonomi global maka permintaan akan minyak juga akan mengalami penurunan.
Harga minyak berhasil membaik setelah Menteri Minyak Arab Saudi Khalid al-Falih menyatakan bahwa pihaknya akan menahan ekspor minyaknya setelah ada serangan kepada tanker Arab Suadi di Yaman via Laut Merah. Masalah keamanan laut menjadi pertimbangan keamanan tertahannya pengiriman minyak dari Arab Saudi sehingga ada perkiraan gangguan pasokan. Sekitar 4,8 juta bph pengiriman minyak dari Bab al-Mandeb akan tertunda akibat tensi perang yang meningkat di kawasan tersebut.
Harga minyak bisa membaik lagi setelah Energy Information Administration melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun sebesar 6,14 juta barel di pekan lalu, menandakan konsumsi minyak AS akan meningkat di pekan ini diiringi dengan turunnya kemampuan produksi beberapa cushing di AS. Namun setelah 3 hari terus menguat, akhir pekan ini rupanya aksi ambil untung minyak kembali terjadi.
Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Agustus di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,01 atau 0,01% di level $69,61 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak September di pasar ICE Futures London untuk sementara melemh $0,04 atau 0,05% di harga $74,50 per barel.
Kenaikan harga minyak juga tidak besar karena ada perkiraan akibat perang dagang. Kondisi perang dagang belum usai pula, di mana kondisi ini tidak bersahabat bagi harga minyak karena dapat dipastikan pertumbuhan ekonomi dunia akan menurun sehingga permintaan konsumsi minyak juga akan merendah, sedang OPEC sudah berusaha menaikkan pasokannya lagi.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi