Harga Minyak Melemah Jelang Rilis Data Persediaan AS

0
132
Berita Komoditas Minyak

JAVAFX – Harga minyak melemah jelang rilis data persediaan AS pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini di mana potensi kelebihan pasokan AS akan membuat harga tidak seimbang lagi.

Harga minyak turun lagi sejak tadi pagi setelah American Petroleum Institute memperkirakan bahwa persediaan minyak mentah AS akan mengalami kenaikan sekitar 600 ribu barel di pekan lalu, menandakan bahwa pasokan minyak dari AS akan berkelebihan, dan biasanya akan segera memberi peluang turunnya permintaan minyak global.

Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Agustus di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,36 atau 0,53% di level $67,72 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak September di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,24 atau 0,33% di harga $71,92 per barel.

Kelanjutan turunnya harga minyak juga menantikan data persediaan minyak AS versi pemerintah yang akan dirilis oleh Energy Information Administration atau EIA nanti malam. Jika data memang menurun, maka ada peluang akan ada perbaikan harga minyak. Kadang kala kedua data berlawanan, kadang seiring.

Sebelumnya, seperti kita ketahui bahwa Presiden Trump berkeluh kesah terhadap harga minyak yang meninggi dan menuduh OPEC dan serta Rusia di balik semua itu. Trump menganjurkan OPEC untuk tidak menahan pasojan 1,8 juta bph, dan sejauh ini telah ada peningkatan produksi khususnya dari Arab Saudi.

Namun beruntung sisi koreksi harga minyak tidak berlanjut setelah Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin memberi keterangan bahwa beberapa negara pengimpor minyak Iran diberi kesempatan batas waktu perpanjangan untuk mencari pemasok baru sebagai pengganti minyak Iran. Seperti kita ketahui, sejak AS keluar dari Kesepakatan Nuklir 2015, maka ekspor minyak Iran telah mendapat larangan keras dari AS dan semua negara tidak boleh membeli minyak Iran jika tidak ingin mendapat sanksi AS.

Sedangkan kondisi perang dagang belum usai pula, di mana kondisi ini tidak bersahabat bagi harga minyak karena dapat dipastikan pertumbuhan ekonomi dunia akan menurun sehingga permintaan konsumsi minyak juga akan merendah, sedang OPEC sudah berusaha menaikkan pasokannya lagi.

(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi