Harga Emas Kian Tertekan

0
115

JAVAFX – Harga emas kian tertekan pada perdagangan hingga malam ini setelah data Caixin manufaktur China meningkat seakan mengingatkan situasi bahwa stimulus ekonomi global akan mengalami pengurangan.

Seperti kita ketahui bahwa stimulus ekonomi yang berkurang berarti bahwa suku bunga bank sentral global juga akan mengalami kenaikan atau mengakhiri episode suku bunga ultra rendah dan artinya harga emas tidak akan menarik untuk jangka panjang.

Hal ini membuat harga emas kontrak Agustus di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak melemah $8,80 atau 0,71% di level $1233,50 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak Juli di Comex untuk sementara bergerak melemah $0,16 atau 0,97% di level $16,47 per troy ounce.

Sepanjang perdagangan hari ini, kali ini emas berusaha menjauhkan diri kembali untuk meninggalkan dari level tertinggi 7 bulannya di sekitaran $1290an per troy ounce, dimana konsentrasi pergerakan emas yang sulit untuk bangkit dikarenakan the Fed sejak pertengahan bulan lalu telah memutuskan untuk menaikkan suku bunganya yang kedua di tahun ini dan mungkin 3 kali lagi ditahun depan.

Pergeseran suku bunga the Fed yang akan naik sekali lagi di tahun ini membuat investor semakin yakin dengan alasan the Fed tersebut, karena terdapat beberapa perbaikan di perekonomian AS itu sendiri. Sebetulnya meeting the Fed kala itu, muncul masalah target inflasi yang masih cukup jauh dari harapan dan keinginan untuk menurunkan defisit neracanya.

Berbagai opini melalui verbal intervensi beberapa pejabat the Fed menggiring situasi ke pasar bahwa ekonomi AS membutuhkan kondisi yang stabil dengan cara menaikkan suku bunganya, dan ini memang dimaklumi pasar ketika sektor tenaga kerja sebuah negara dalam kondisi ketat maka ekonomi akan memanas dan bank sentral tentu membutuhkan kenaikan suku bunga.

Namun lambat laun kondisi ini semakin meningkat bahwa rencana the Fed mulai akan segera diikuti oleh beberapa bank sentral utama dunia seperti dari Kanada, Uni Eropa, Jepang, China dan Inggris.

Mereka di minggu lalu sebetulnya menyatakan dalam bahasa isyarat saja bahwa kondisi pertumbuhan ekonomi serta inflasinya sudah mulai memasuki tren yang meningkat, sehingga ini bisa dibaca bahwa pengetatan kebijakan moneter akan segera mengikuti jejak the Fed.

Ini artinya bahwa harga emas akan terlihat akan mahal di periode jangka pendek ini dan kurang memberikan hasil atau keuntungan imbal hasil yang memadai dibandingkan dengan pasar uang atau pasar obligasi.

Data aktivitas pabrikan China, baik yang dilaporkan oleh swasta maupun pemerintah di bulan lalu menunjukkan perbaikannya sehingga sebelas duabelas dengan kondisi ekonomi AS yang positif tentu membuat harga emas akan resah. Malam ini investor akan melihat perkembangan lebih lanjut dari kegiatan pabrikan di AS melalui data ISM manufaktur yang kemungkinan besar masih di tren positifnya.

Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg
Sumber gambar: ABC