JAVAFX – Harga minyak melemah dengar rencana kenaikan produksi OPEC pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini terjadi sebagai bentuk aksi ambil untung sejenak di tengah rencana OPEC mulai menaikkan produksinya.
OPEC meeting akan berlangsung di akhir pekan ini dengan bahasan utama rencanna kenaikan produksi OPEC dalam waktu dekat guna menghambat laju harga minyak yang terus naik akibat dari kekurangannya pasokan minyak dunia serta habtan pasokan yang sudah dilakukan OPEC sejak awal 2017 lalu.
Sejauh ini pihak Arab Saudi akan menaikkan produksinya kembali. Begitu juga Rusia dan tampaknya Iran juga sudah setuju untuk menambah produksinya lagi meski akan menghadapi hambatan embargo dari AS.
Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juli di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,21 atau 0,32% di level $65,50 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Agustus di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,41 atau 0,55% di harga $74,33 per barel.
Seperti kita ketahui sebelumnya bahwa harga minyak yang tinggi, telah membuat Presiden Trump mengeluhkan harga minyak yang terlalu tinggi tersebut dan meminta OPEC serta Rusia untuk segera meningkatkan lagi produksinya, sehingga berkembanglah wacana pembicaraan mengenai kenaikan produksi kembali sekitar 300 ribu hingga 600 ribu bph dari OPEC dan Rusia yang akan diputuskan pada OPEC meeting 22 Juni ini di Vienna Austria.
Sebelumnya OPEC dan 11 negara produsen minyak lainnya telah mempelopori pengurangan pasokan minyak dunia sebesar 1,8 juta bph pada awal 2017 lalu, dan telah berhasil mengangkat harga minyak dari dasar harga $25 per barelnya.
Namun sejak mundurnya Presiden Trump dari kesepakatan nuklir Iran 2016, maka Iran dapat dipastikan akan kehilangan pasokan sekitar 300 ribu bph. Dengan demikian, makin mendekati waktu pertemuan kartel minyak tersebut, maka tekanan pembesaran pasokan makin menguat.
Harga minyak akhir pekan lalu tergerus cukup dalam, karena pemberlakuan tarif impor AS di China juga akan memukul produsen minyak asal AS sendiri. Sebetulnya Presiden Trump memainkan peran politiknya dengan keluar dari kesepakatan nuklir Iran, dengan harapan embargo minyak Iran berlaku dan China tidak bisa mengimpor minyaknya dari Iran tersebut.
Sekitar 650 ribu bph impor minyak China berasal dari Iran, sedangkan impor minyak asal AS sekitar 363 ribu bph. Jika diberlakukan tarif juga, maka produsen minyak asal AS akan kehilangan potensi pengirimannya ke China sekitar angka tersebut, karena China akan mencari pasar di negara Arab lainnya karena harga minyak asal AS akan lebih mahal juga. Inilah yang membuat harga minyak dalam beberapa hari ini cenderung tergerus terus.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Untuk mendapatkan free signal trading, analisa market mingguan, full support langsung dari analis,
Hubungi JAVAFX :
Phone / WhatsApp : 082116448874
Apakah Anda membutuhkan informasi Training JAVAFX, Introducer Broker – IB, belajar forex, teknikal forex, signal forex, strategi forex dan analisa forex untuk melakukan transaksi trading forex, trading emas, trading oil, trading index minggu ini? Segera Hubungi Analis JAVAFX
Author : Adhi Gunadhi