JAVAFX – Harga minyak lanjutkan sisi positifnya pada perdagangan akhir pekan lalu dan kemungkinan besar akan dilanjutkan pada awal perdagangan awal pekan dan bulanan kali ini dengan dukungan ditutupnya beberapa kilang minyak di AS minggu lalu.
Rabu malam minggu lalu, dinyatakan dalam laporan mingguannya, Energy Information Administration memaparkan data bahwa stok minyak pemerintah AS naik 118 ribu barel, diatas perkiraan pasar yang minus 2,1 juta barel, serta menyatakan bahwa produksi minyak AS mengalami penurunan sebesar 100 ribu barel perhari menjadi 9,25 juta barel perhari.
EIA juga menyatakan bahwa persediaan bahan bakar minyak atau bensin mengalami penurunan sebesar 894 ribu barel, diatas perkiraan pasar yang turun 583 ribu barel. Sedangkan minyak suling atau minyak distilasi mengalami penurunan juga menjadi 223 ribu barel, jauh dibawah perkiraan pasar yang naik 453 ribu barel.
Artinya bahwa penurunan produksi minyak AS ini terjadi akibat ditutupnya sementara beberapa kilang minyak di Teluk Mexico, sehingga diperkirakan sekitar 17,2% produk minyak AS akan hilang ketika penutupan tersebut. Penutupan ini terjadi setelah topan Cindy kala itu melanda di kawasan AS bagian Tenggara dan Timur.
Selain itu terjadi beberapa perbaikan kilang minyak AS di Alaska. Inilah yang mendorong investor masih terus membeli kembali pada minyak sejak 7 hari terakhir perdagangannya pasca harga WTI menyentuh level $42 perbarel dan Brent di level $44 per barel di minggu sebelumnya, sesaat setelah kilang minyak Sharara di Libya milik BP Shell diaktifkan kembali.
Untuk pertama kalinya sejak 23 minggu lalu Baker Hughes selalu menyatakan jumlah kilang minyak AS ada yang diaktifkan kembali, akhir pekan lalu Baker Hughes menyatakan 2 kilang minyak dinyatakan di non-aktifkan lagi.
Turunnya produksi minyak AS membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juli di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk perdagangan kemarin ditutup menguat $1,11 atau 2,47% di level $46,04 per barel. Untuk perdagangan mingguan, minyak jenis WTI mengalami penguatan sebesar 7%. Untuk perdagangan bulanan mengalami penurunan sebesar 4,7%.
Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Agustus di pasar ICE Futures London ditutup menguat $1,14 atau 2,39% di harga $48,77 per barel. Untuk perdagangan mingguan, minyak jenis Brent mengalami penguatan sebesar 6,9%.
Kamis lalu Societe Generale telah menurunkan target harga kuartal ketiga dari minyak dunia menjadi $47,5 perbarel dari sebelumnya $55 perbarel, dan akhir pekan lalu Bank of America Merrill Lynch juga menurunkan target harga minyak, untuk Brent dari $54 perbarel menjadi $50 perbarel, sedangkan minyak WTI turun dari $52 perbarel menjadi $47 perbarel. Dengan begitu maka investor harus hati-hati dengan harga minyak dikemduian hari yang kemungkinan besar dalam tren menurunnya.
Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: sysla