Tokoh Dibalik Terbentuknya Federal Reserve

0
3573
Artikel Pilihan JAVAFX

Artikel Pilihan M.A.RothschildMayer Amschel Rothschild: “Let me issue and control a nation’s money, and I care not who writes the laws”. (Berikan kepada saya kesempatan mencetak dan mengendalikan keuangan suatu bangsa, dan dengan itu saya tidak peduli siapa yang membuat hukum di negeri itu)

 

JAVAFX – Dalam dunia ekonomi baik untuk skala nasional maupun internasional sekalipun, sebutan bank sentral dan otoritas moneter mereka tentunya sudah tidak asing lagi di kalangan para pelaku pasar di seluruh penjuru dunia. Bank sentral sendiri tidak bisa diartikan seperti “bank” umum lainnya, karena memiliki peran dan tugas yang sangat berbeda dengan perbankan lainnya. Bisa dikatakan bahwa bank sentral di suatu Negara adalah sebuah lembaga independen yang memiliki beragam macam tugas.

Salah satu tugas bank sentral sebagai lembaga keuangan Negara adalah tidak memiliki tujuan untuk menciptakan profit atau keuntungan, melainkan tugasnya adalah mencapai tujuan tertentu seperti mencegah kegagalan yang dialami perbankan maupun bukan bank, kestabilan tingkat harga, memantau lapangan pekerjaan dan memonitor pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, bank sentral telah bertugas untuk melaksanakan fungsi – fungsi pemerintah karena bank sentral adalah bagian dari pemerintah.

Perkembangan bank sentral berdasarkan sejarahnya, bank sentral bukanlah suatu lembaga yang sejak awal didirikan dengan tujuan untuk menjalankan fungsinya sebagai bank sentral. Sampai dengan awal abad ke-20 ini tidak ada konsepsi yang jelas mengenai bank sentral. Konsepsi yang terjadi akan terlihat dengan mengalami proses yang panjang, dimana hal tersebut bukanlah suatu proses yang sengaja diarahkan pada terbentuknya konsep bank sentral, maka hal ini tentunya tidak akan menunjukkan sebuah teknik yang sistematis dan konsisten yang mengarah terbentuknya bank sentral.

Pada negara yang umumnya memiliki umur lebih tua, perkembangan ke arah bank sentral tersebut dimulai dari adanya suatu bank, yang mana secara bertahap melaksanakan berbagai macam tugas serta perannya, baik bersifat lembaga pemerintah maupun non-pemerintah yang kemudian bank itu akan dikenal dengan nama bank sentral.

Beberapa posisi atau wewenang yang dimiliki lembaga tersebut antara lain memiliki hak untuk mengeluarkan uang (partial monopoly), dapat bertindak sebagai bankir dan agen dari pemerintah. Bank yang memiliki posisi tersebut dikenal dengan “bank of issue” atau “national bank”. Namun dalam perkembangan selanjutnya, bank tersebut memperoleh kekuasaan yang lebih luas, sehingga muncul istilah “central bank”.

Selain tugas dan perannya tersebut, bank sentral juga memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Fungsi utama bank sentral yang paling utama adalah mengawasi seluruh aktifitas moneter suatu Negara dan beberapa fungsi lainnya yang diantaranya adalah memperlancar lalu lintas pembayaran. Terkait dengan fungsinya dalam memperlancar lalu lintas pembayaran, bank sentral berfungsi sebagai lembaga yang mencetak uang kartal serta menyelenggarakan kliring antara bank umum.

Bank sentral juga memiliki fungsi sebagai bankir, dalam menjalankan tugasnya sebagai bankir maka mereka juga memiliki serta memelihara rekening milik pemerintah, memberikan pinjaman sementara atau pinjaman khusus, menerima pembayaran pajak, melakukan jual beli valuta asing, membantu pembayaran pemerintah pusat, dan mengedarkan surat berharga milik pemerintah.

Fungsi lain yang juga diembani oleh bank sentral adalah sebagai penasehat pemerintah yang meliputi pengadministrasian dan pengelolaan hutang nasional, memberikan informasi dan saran tentang keadaan pasar, baik pasar uang maupun pasar modal, dan yang terakhir adalah melakukan pembayaran bunga atas hutang Negara.

Dengan demikian, saat ini kita sudah sedikit memahami dasar – dasar peran serta fungsi dari bank sentral berdiri dalam suatu Negara. Namun pada kesempatan kali ini, kami bukan ingin membahas secara spesifik bank sentral di wilayah Indonesia, melainkan sejarah munculnya dari Bank Sentral AS.

Sangat menarik bagi kami untuk membahas secara singkat mengenai Bank Sentral AS atau yang dikenal sebagai Federal Reserve atau The Fed. Kepiawaiannya dalam menyusun serta memutuskan langkah – langkah kebijakan moneter dalam menjaga stabilitas ekonomi Amerika Serikat pun telah berhasil mencuri perhatian, baik di kalangan investor, pakar keuangan, manajer investasi, dan para pelaku ekonomi lainnya.

Kantor yang berpusat di Washington D.C. ini telah didirikan oleh kongres AS pada 23 Desember 1913. Institusi ini telah menjadi bagian dari pemerintahan federal Amerika. Sebagai bank sentral, The Fed mengembani tugas untuk mengatur semua institusi keuangan Amerika.

Di sisi lain, peran The Fed juga melakukan riset mendalam terhadap perekonomian AS yang mana hal ini berguna untuk menentukan langkah – langkah kebijakan moneter yang dibutuhkan dalam merangsang pertumbuhan ekonomi semaksimal mungkin.

Dalam menentukan langkah – langkah kebijakannya, The Fed mampu memutuskan sendiri tanpa meminta persetujuan pemerintah terlebih dahulu. Meski terlihat independen, namun kongres yang ada di wilayah Amerika telah menjadi penyeimbang di saat The Fed melakukan langkah – langkah mereka, dimana kongres bisa memberikan pertanyaan terkait keputusan yang diambil oleh The Fed jika dinilai kurang tepat.

Sementara itu, misi yang mendasar dari Federal Reserve adalah menciptakan Federal Reserve System dimana The Fed berperan mengatasi kepanikan perbankan. Tujuan lain dari The Fed adalah memberikan mata uang elastis,  membeli  surat berharga,  dan membangun lebih efektif pengawasan perbankan di Amerika Serikat.

Jauh sebelum terbentuknya Federal Reserve, Amerika Serikat telah mengalami beberapa krisis keuangan. Sebuah krisis yang sangat parah telah terjadi pada tahun 1907, yang mendorong Kongres untuk memberlakukan Reserve Act Federal di tahun 1913. Sejak saat itu, Federal Reserve telah memiliki tanggung jawab besar di samping untuk menjamin stabilitas sistem keuangan, melainkan untuk:

  1. Mengatasi masalah perbankan
  2. Bertindak sebagai bank sentral untuk Amerika Serikat
  3. Mencapai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan tanggung jawab bank sentral pemerintah
  4. Mengawasi dan mengatur lembaga perbankan
  5. melindungi hak-hak kredit konsumen
  6. Mengelola pasokan uang bangsa melalui kebijakan moneter untuk mencapai tujuan yang kadang bertentangan dengan stabilnya harga, termasuk pencegahan inflasi atau deflasi moderat jangka panjang suku bunga
  7. Menjaga stabilitas sistem keuangan dan mengandung risiko sistemik dalam pasar keuangan
  8. Memberikan layanan keuangan kepada lembaga penyimpanan, pemerintah AS, dan lembaga-lembaga  asing yang resmi, termasuk memainkan peran utama dalam operasi sistem pembayaran nasional
  9. Memfasilitasi pertukaran pembayaran antar Negara bagian
  10. Merespon kebutuhan likuiditas lokal
  11. Memperkuat posisi AS dalam perekonomian dunia.

Namun adapun yang belum banyak orang ketahui kalau saja Federal Reserve merupakan suatu badan usaha milik swasta yang berperan sebagai pengendali utama serta menguasai institusi perbankan Amerika Serikat. Kedudukan tunggalnya yang terpenting adalah menetapkan kebijakan moneter dan bahkan banyak para ekonom yang mempercayai bahwa The Fed punya pengaruh sangat besar terhadap aktifitas bisnis di Amerika.

Melalui The Fed, ternyata sekelompok elit bankir swasta (Yahudi) ini telah berhasil mengendalikan serta memiliki The Fed, dan bukanlah pemerintah Amerika itu sendiri yang menjalankannya. Penguasa bayangan tersebut selama ini telah menggunakan kekuasaannya untuk memanipulasi pasar uang dan mengendalikan ekonomi Amerika saat ini, dan melalui kekuasaan itulah mereka juga mengendalikan politik Amerika.

Ada 12 buah Federal Reserve Bank tingkat wilayah, The Fed of New York, dan Dean Gubernur yang mengendalikannya. Keduabelas wilayah itu diorganisasikan sebagai sebuah Holding Company, seperti halnya perusahaan – perusahaan lainnya.

Menurut beberapa kajian yang sudah terdokumentasi pada beberapa buku atau jurnal, ada delapan pemegang saham terbesar terhadap The US Federal Reserve Bank, yaitu:

  1. Rotschild Bank of London
  2. Rotschild Bank of Berlin
  3. Israel Moses Seif Bank of Italy
  4. Warburg Bank of Hamburg
  5. Warburg Bank of Amsterdam
  6. Lazard Brothers of Paris
  7. Lehmen Brothers of New York
  8. Kuhn and Loeb Bank of New York
  9. Chase Manhattan Bank of New York, dan
  10. Goldman-Sachs of New York.

Fakta ini membuktikan bahwa The Fed secara tidak langsung dimiliki para bankir swasta melalui sebuah perhimpunan perbankan Eropa, dan mengendalikan kebijakan The Fed dari seberang lautan.

Pada 30 Juni 1997 The New York Fed melaporkan 8 buah bank terbesar pemiliknya:

  1. Chase Manhattan Bank
  2. Citibank
  3. Morgan Guarantee Trust Company
  4. Fleet Bank
  5. Bankers Trust
  6. Bank of New York
  7. Marine Midland Bank
  8. Summit Bank

Meski semua pemegang saham utama tampak sebagai bank milik nasional atau bank-bank yang terdaftar di negara bagian, tetapi kepemilikan dan kontrol bank-bank tersebut tetap ada di tangan pemilik modal Yahudi yang menjalankannya secara tidak langsung melalui kepemilikan saham mereka pada bank-bank domestik tersebut.

Inilah yang disebut sebagai The London Connection, para pengusaha-pengusaha Yahudi memiliki kontrol atas operasi-operasi The Fed dan kebijakan moneter Amerika. Dan negara-negara lainnya, di seluruh dunia.

Gagasan perlunya dibentuk sebuah lembaga keuangan independen di wilayah Amerika atau yang sekarang dikenal sebagai Federal Reserve, bermula dari ide Jacob Schiff yang mana ia memiliki hubungan dekat dengan keluarga Rothschild di Eropa.

Pada 1907 dalam salah satu pidatonya di The New York Chamber of Commerce memperingatkan masyarakat keuangan dan bisnis Amerika, bahwa “Sekiranya kita tidak punya suatu bank sentral tanpa wewenang kontrol yang memadai terhadap sumber-sumber kredit, dan bukan hal yang mengagetkan lagi kalau Negara ini akan mengalami kepanikan keuangan yang paling dahsyat dan berdampak panjang dalam sejarahnya.”

Sepertinya, pernyataan tersebut lebih sebagai ancaman ketimbang peringatan tulus dari otoritas keuangan. Menyusul peringatan Jacob Schiff itu, kemudian seorang pakar ekonomi binaan keluarga Rothschild dan salah seorang mitra bisnis Jacob Schiff, Paul Moritz Warburg, menyarankan dibentuknya sebuah Bank Sentral dimana hal ini telah mereka sampaikan di depan komisi perbankan dan keuangan kongres Amerika.

Setelah melalui kerja keras, pada 1913 Presiden Wilson menandatangani pembentukan Federal Reserve atau The US Federal Reserve System, yang kelak lebih dikenal dengan The Fed. Dengan penandatanganan tersebut, Presiden Wilson praktis telah memindahkan wewenang departemen keuangan pemerintah federal kepada sebuah perusahaan swasta, The Federal Reserve dan cabang-cabangnya yang ada di berbagai negara bagian, yang memiliki kekuasaan melakukan kontrol terhadap keuangan Amerika Serikat secara ketat oleh kaum monopolis Yahudi yang gila akan uang. Dan Paul Warburg terpilih menjadi ketua The Fed yang pertama.

Menyusul penandatanganan pembentukan The Fed oleh Presiden Wilson, seorang anggota Kongres Charles Lindbergh merasa perlu mengingatkan rakyat Amerika. “Undang-undang ini membuktikan sebuah kebenaran di muka bumi ini. Ketika Presiden Wilson menandantangani undang-undang ini, pemerintahan Siluman atas kekuasaan keuangan dilegalisasikan. Kejahatan terbesar pada zaman ini mulai dijalankan melalui undang-undang perbankan dan keuangan ini.

Kekhawatiran Charles Lindbergh nampaknya tidak berlebihan. Karena sejak saat itu, peran The Fed begitu menentukan, dan menjadi penentu dari semua perundang-undangan hukum ekonomi Amerika Serikat. The Fed pada dasarnya bisa dikatakan adalah sebuah negara di dalam negara Amerika Serikat itu sendiri.

Sekiranya tak berlebihan sesumbar dari Mayer Amschel Rothschild, pendiri dinasti Rothscild yang mengatakan:

“Berikan kepada saya kesempatan mencetak dan mengendalikan keuangan suatu bangsa, dan dengan itu saya tidak peduli siapa yang membuat hukum di negeri itu.”

Artikel : *dikutip dari berbagai macam sumber*

Gambar : nydaliynews & usnews