JAVAFX – Harga minyak berhasil rebound atau menguat kembali setelah di 3 hari perdagangannya mengalami penurunan yang cukup tajam akibat dari berlimpahnya pasokan minyak dunia.
Ancaman badai Cindy di wilayah Texas dan Louisiana AS, bisa menutup ratusan kilang minyaknya sehingga AS akan kehilangan 17% produksi dari 9,35 juta barel perhari, nampaknya berhasil memberikan dukungan bagi kenaikan minyak kali karena investor khawatir mengenai pasokan minyak ke AS yang dapat makin enurun lebih jauh.
Sepertinya kekhawatiran pasokan minyak yang dapat terganggu membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juli di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk perdagangan kemarin ditutup menguat $0,24 atau 0,56% di level $42,77 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Agustus di pasar ICE Futures London ditutup menguat $0,44 atau 0,98% di harga $45,26 per barel.
Sepanjang perdagangan tahun ini, harga minyak dunia sudah mengalami penurunan hampir 22% dan terus mendekati level 10 bulan terendahnya. Hal ini disebabkan masih adanya perseteruan abadi diantara produksi minyak AS dengan pemangkasan produksi minyak OPEC, yang menurut kami kondisi ini bisa berlanjut hingga OPEC dan 10 negara produsen minyak non-OPEC untuk mengevaluasi kembali komitmen pemangkasan produksi minyak pada pertemuan di 30 November 2017.
Pada perdagangan sehari sebelumnya harga minyak tertekan atau terkoreksi lebih dari 2% melanjutkan kekhawatiran investor terhadap pasokan minyak global yang makin menggelembung, dimana produksi yang berlebih namun permintaan minyak dalam kondisi melamban.
Kontrak penjualan minyak WTI sebanyak 70 ribu kontrak terlapor sedang menunggu untuk mendapatkan giliran dijual oleh investor minyak, dan ini merupakan pertanda bahwa pasar global sedang kelebihan stok sehingga dalam 2 hari ini harga minyak tampaknya akan diobral.
Produksi minyak WTI juga sudah mulai ditampung oleh beberapa ratus super tanker sebagai tempat penyimpanan sementara sehingga ini pertanda bahwa sudah tidak ada tempat di darat sebagai tempat penyimpanan minyak, artinya pula permintaan minyak Asia juga mengalami saat-saat yang mengecewakan bagi produsen minyak.
Seperti kita ketahui bahwa pasar Asia adalah pasar terbesar pengkonsumsi minyak dunia. Jepang kemarin menyatakan bahwa sepanjang tahun ini Jepang sudah mengurangi impor minyaknya hingga 13,5%, demikian juga dengan India yang sama untuk mengurangi impor minyaknya di tahun ini sebesar 4,2%.
Kenaikan harga minyak ini didorong dari laporan Energy Information Administration pada Rabu malam menyatakan bahwa stok minyak pemerintah AS turun 2,45 juta barel, dibawah perkiraan pasar 2,1 juta barel. Sebelumnya American Petroleum Institute juga melaporkan bahwa persediaan minyak AS turun sebesar 2,720 juta barel di minggu lalu. Laporan ini merupakan perwujudan stok minyak AS yang mengalami penurunan 2 minggu berturut-turut.
Hari ini investor minyak akan melihat laporan Baker Hughes mengenai jumlah rig yang akan diaktifkan kembali serta menantikan perkembangan badai Cindy di Teluk Mexico.
Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: BusinessInsider