Harga Emas Terindikasi Alami Tekanan Jual

0
113

JAVAFX – Harga emas terindikasi alami tekanan jual kembali pada perdagangan siang hingga sore hari ini di mana investor masih melihat bahwa harga emas masih bisa melemah lebih lanjut karena khawatir dengan fundamental ekonomi AS yang solid.

Hal ini membuat harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex sementara melemah $2,40 atau 0,18% di level $1319,90 per troy ounce. Harga perak untuk sementara melemah tipis juga sebagai bagian aksi ambil untung sesaatnya setelah di perdagangan semalam mengalami penguatan lebih dari 1%.

Semalam harga emas membaik setelah data inflasi tidak sesuai kehendak pasar, sehingga aksi buyback cukup kental terjadi di emas meskipun data klaim pengangguran mingguan AS tetap berada di level terbaiknya sepanjang 49 tahun terakhir. Yield obligasi AS pun turun di bawah 3%nya, diikuti pula dengan indeks dolar yang sedikit menjauhi level tertinggi 4 ½ bulannya.

Namun memasuki sesi Asia pagi tadi, tampaknya dolar AS sudah menggeliat lagi untuk revans terhadap pesaingnya dan membuat emas kembali di area koreksinya. Sejak beberapa pekan ini, harga emas masih sulit untuk mengalami penguatannya karena investor khawatir dengan masa depan kenaikan suku bunga the Fed yang bisa terjadi secara agresif dan bertahap seperti yang pernah diungkapkan the Fed dalam rapat suku bunganya yang terakhir.
Ini semua karena investor mulai sadar dengan pernyataan dari beberapa pejabat the Fed yang pada umumnya sudah mulai membuka diri terhadap pemikiran bahwa kenaikan suku bunga di tahun ini bisa lebih dari 3 kali. Hal ini tentu akan menjadi potensi bagi harga emas sendiri karena investor akan mencari aset-aset berlatar belakang dolar AS.
Bahkan ketua the Fed Jerome Powell memberi arah ke pasar bahwa sebaiknya tidak panik karena suku bunga the Fed memang harus naik di masa depan. Berbeda dengan bank sentral lainnya, seperti dari bank sentral Inggris, zona euro dan Jepang, ketiganya sudah melakukan konfirmasi bahwa suku bunga mereka tidak bisa mengikuti alur pergerakan suku bunga AS. Inilah yang membuat dolar AS terus perkasa.

Masalah keputusan Presiden Trump yang keluar dari perjanjian nuklir Iran juga membuat tegang hubungan AS dengan negara-negara sekutunya di Eropa serta Rusia dan China. Jerman, Perancis dan Inggris sangat menentang keputusan AS tersebut. Hubungan dengan China sedikit hangat dan investor khawatir bahwa dialog perdagangannya dengan AS bisa tertunda. Kondisi seperti ini memang sedikit banyak membantu harga emas untuk tidak terkoreksi pebih dalam.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, BBC
Sumber gambar: Reuters