Harga Minyak Berada Di Ruang Aksi Ambil Untung

0
110

JAVAFX – Harga minyak berada di ruang aksi ambil untungnya pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini setelah dalam beberapa hari lalu mengalami penguatan yang signifikan pasca Presiden Trump memutuskan mundur dari perjanjian nuklir Iran.

Presiden Trump telah mengumumkan bahwa AS telah keluar dari kesepakatan nuklir Iran dan dalam waktu 180 hari ke depan, jika Iran dan AS tidak bisa menyepakati sesuatu yang baru, maka embargo Iran akan berlaku kembali. Embargo tersebut berupa pembatasan ekspor minyak Iran dan sekaligus pelarangan kegiatan jasa keuangan dengan Iran. Sejauh ini pihak Rusia, Perancis, Jerman dan Inggris belum keluar dari kesepakatan nuklir tersebut, sehingga mereka masih bisa melakukan impor minyak dari Iran.

Jadi kemungkinan besar bahwa embargo minyak Iran akan segera terjadi demi menekan Iran yang menurut Trump merupakan sponsor utama kisruh politik di Yaman dan Timur Tengah. Diperkirakan hingga akhir tahun, produksi minyak Iran akan turun 500 ribu bph sebelum proses embargo di awal tahun depan sebesar 1 juta bph.

Produksi minyak Iran pulih sejak 2016 setelah perjanjian tersebut berlaku, dan bulan lalu produksi minyak Iran mencapai puncaknya sekitar 2,6 juta bph karena permintaan konsumen China dan India yang meningkat. Konsumen utama minyak asal Iran adalah negara-negara di Asia. Hal ini membuat Iran menjadi negara produsen minyak asal OPEC yang terbesar ketiga di belakang Arab Saudi dan Irak.

Konsumen minyak Iran segera mencari penggantinya, sehingga hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juni di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,02 atau 0,03% di level $71,34 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Juni di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,09 atau 0,12% di harga $77,38 per barel.

Harga minyak di perdagangan siang ini mengalami pelemahannya, namun tipis, karena turunnya persediaan minyak mentah AS sekitar 2,2 juta barel menjadi 433 juta barel pada pekan lalu. Persediaan minyak AS masih di atas rata-rata persediaan 5 tahunan sekitar 420 juta barel. Namun produksi minyak AS mengalami kenaikan menjadi 10,7 juta bph, total sudah naik 27% sejak pertengahan 2016.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC