Harga emas naik di atas $2.720 per ons pada sesi Asia hari Selasa, memperpanjang kenaikan dari sesi sebelumnya karena investor tetap fokus pada dampak potensial kebijakan Presiden AS Donald Trump setelah dilantik sebagai presiden untuk jabatan yang kedua kali.
Trump mengatakan bahwa ia mungkin mengenakan tarif 25% pada Meksiko dan Kanada mulai awal bulan depan, meskipun ia tidak memberikan jadwal untuk tarif China. Tarif ini, jika diberlakukan, dapat memicu perang dagang, meningkatkan permintaan untuk aset yang aman seperti emas.
Pada saat yang sama, investor mempertimbangkan risiko inflasi, karena agenda Trump berupa pemotongan pajak dan peningkatan belanja pemerintah dapat berkontribusi pada meningkatnya tekanan harga, yang berpotensi membatasi kemampuan Federal Reserve untuk melonggarkan kebijakan moneter. Hal ini dapat berdampak negatif pada emas batangan karena suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Di sisi geopolitik, para pedagang memantau dengan cermat dampak dari perjanjian gencatan senjata yang telah lama tertunda antara Israel dan Hamas.
Harga emas (GOLD) melonjak naik menyentuh level $2726.89 atau melewati level tertinggi 16 Januari di $2724.55 yang menjadi level tertinggi untuk tahun ini.
Gold masih cenderung naik selama sentimen kekhawatiran tarif masih mendominasi pasar. Targetnya bisa kearah $2750.00