Harga Minyak Bergerak Ringan, Tunggu Konfirmasi Data EIA

0
141

JAVAFX – Harga minyak bergerak ringan, tunggu konfirmasi data EIA pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini sebagai bentuk penantian investor menantikan data persediaan minyak versi pemerintah AS yang biasanya dapat menggerakkan paaar komoditi emas hitam ini.

Harga minyak masih bergerak ringan namun cenderung negatif setelah American Petroleum Institute memperkirakan persediaan minyak mentah AS mengalami kenaikan sebesar 1,1 juta barel. Pasar menantikan data persediaan minyak versi pemerintah melalui Energy Information Administration yang sepertinya mengalami kenaikan juga.

Situasi ini, telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juni di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,02 atau 0,03% di level $67,68 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Juni di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,01 atau 0,01% di harga $73,86 per barel.

Bila memang datanya menunjukkan kenaikan, maka berarti harga minyak bisa jatuh lagi seperti semalam yang mengalami koreksi lebih dari 2%. Sebelumnya Presiden Trump menyayangkan usaha OPEC yang telah melakukan pembatasan pasokan minyaknya sehingga harga bensin di AS mengalami kenaikan yang tajam di AS pada pekan lalu dan semenjak tahun lalu, harga bensin di AS sudah naik hampir 20% hingga sekarang. Menurut Trump situasi seperti ini harusnya OPEC sudah tidak melakukan pembatasan pasokan lagi. Begitu pula pernyataan dari Menteri Minyak Iran, Bijan Zanganeh bahwa OPEC sepertinya tidak perlu membatasi pasokan minyaknya di tahun depan karena harga minyak akan naik dengan alamiah.

Seperti kita ketahui memang kali ini pasokan minyak dunia sedikit terbatas karena produksi minyak Venezuela sudah turun tajam dan beberapa perusahaan minyak Rusia juga terkena imbas sanksi dari AS. Apalagi Iran sendiri sepertinya juga akan mendapat embargo lagi dari AS di Mei nanti jika Teheran dianggap tidak patuh oleh Washington dalam hal kedisiplinan nuklirnya.

Seperti kita ketahui bahwa kondisi produksi minyak AS sudah no 2 di dunia di bawah Rusia, di mana akhir pekan lalu, Baker Hughes juga menyatakan bahwa sebanyak 5 kilang minyak AS diaktifkan kembali sehingga total kilang yang aktif di AS berjumlah 820 buah, tertinggi sejak Maret 2015.

Padahal kurva rata-rata harga minyak Brent sendiri sudah di ataa $70 per barel, sedangkan titik impas produksi minyak AS sekarang sudah naik di harga $40 per barel, sehingga disparitas antara harga produksi dengan harga pasar cukup jauh dan ini membuat produksi minyak AS terus digenjot. Disinilah letak dilema dari OPEC.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC