Penyakit pernapasan merebak di China, WHO sebut tak ada patogen baru

0
97
FILE PHOTO: A logo is pictured outside a building of the World Health Organization (WHO) during an executive board meeting on update on the coronavirus outbreak, in Geneva, Switzerland, February 6, 2020. REUTERS/Denis Balibouse/File Photo

Pemerintah China pada Jumat mengimbau warganya untuk mewaspadai lonjakan penyakit pernapasan, sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada patogen baru yang terdeteksi.

Negara itu sedang berjuang mengatasi lonjakan penyakit pernapasan menjelang musim dingin pertama sejak pembatasan COVID-19 dicabut pada Desember.

Kasus-kasus di kalangan anak tercatat sangat tinggi, terutama di wilayah utara seperti Beijing dan Provinsi Liaoning, di mana rumah sakit-rumah sakit memperingatkan adanya waktu tunggu yang panjang.

Dewan Negara China mengatakan influenza akan memuncak pada musim dingin dan musim semi ini, dan infeksi bakteri pneumonia mycoplasma (MP) akan tetap tinggi di sejumlah daerah.

Mereka juga memperingatkan tentang risiko terjadinya lonjakan penularan COVID.

“Semua daerah harus memperkuat pelaporan informasi tentang penyakit menular untuk memastikan pelaporannya tepat waktu dan akurat,” kata Dewan Negara dalam pernyataan.

Situasi tersebut menjadi sorotan pekan ini ketika WHO meminta lebih banyak informasi dari China, menyusul laporan dari Program Pemantauan Penyakit yang Muncul (ProMED) tentang klaster pneumonia yang belum terdiagnosis pada anak-anak.

China dan WHO telah dihadapkan pada pertanyaan tentang transparansi pelaporan kasus COVID-19 pada awal kemunculan penyakit itu di Kota Wuhan pada akhir 2019.

WHO mengatakan pada Kamis bahwa China telah merespons permintaan itu.

Data yang diberikan China menunjukkan bahwa kasus-kasus tersebut terkait dengan pencabutan pembatasan COVID, yang dilakukan bersamaan dengan beredarnya patogen yang sudah dikenal seperti MP.

MP adalah infeksi bakteri yang biasa menyerang anak-anak dan telah muncul di sejak Mei.

Bulan ini, para pejabat mulai mengeluarkan peringatan kesehatan yang memperingatkan masyarakat tentang waktu tunggu yang panjang dan risiko infeksi silang di rumah sakit yang ramai.

Namun, mereka belum memberlakukan tindakan seperti memakai masker atau menutup sekolah.

Belum ada indikasi munculnya kekhawatiran yang berlebihan di tengah masyarakat.

Bruce Thompson, kepala Sekolah Ilmu Kesehatan di Universitas Melbourne, mengatakan data sangat awal menunjukkan tidak adanya keanehan.

“Pada tahap ini, tidak ada tanda-tanda tentang kemungkinan munculnya varian baru COVID,” katanya.

“Perlu dicatat bahwa kita yakin proses pengawasan sedang dilakukan, itu adalah yang sangat baik.” Para orang tua di Shanghai pada Jumat mengaku tidak terlalu mengkhawatirkan gelombang penyakit itu.

Mereka mengatakan meski tampaknya lebih parah, mereka berharap hal itu akan segera berlalu.

“Flu terjadi di seluruh dunia,” kata seorang ibu bernama Emily Wu di luar sebuah RS anak.

“Saya harap orang-orang tak berprasangka karena (pengalaman) pandemi…

tetapi melihatnya dari sudut pandang ilmiah.” Ibu lainnya, Feng Zixun, mengatakan dia hanya menyuruh anak laki-lakinya yang berusia delapan tahun untuk memakai masker dan mencuci tangan lebih sering.

“Belum terlalu mengkhawatirkan, sekarang lebih banyak anak yang sakit tetapi sebagian besar karena masalah perlindungan,” katanya.