Ini yang dilakukan pasukan Israel setelah temukan terowongan di Gaza

0
72

Setelah menemukan apa yang mereka klaim sebagai pintu masuk terowongan Hamas di bawah rumah sakit yang dievakuasi di Gaza utara, pasukan zeni militer Israel mengisi lorong tersebut dengan gel peledak dan menembakkan detonatornya.

Ledakan itu melanda gedung tersebut dan menimbulkan asap yang keluar dari setidaknya tiga titik di sepanjang jalan terdekat di distrik Kota Beit Hanoun, Gaza, menurut rekaman video pengawasan di daerah tersebut.

“Gel itu menyebar dan meledakkan apa pun yang ada di terowongan,” kata seorang perwira militer kepada wartawan pada sebuah pengarahan di Pangkalan Angkatan Darat Zeelim di Israel selatan.

Membersihkan terowongan dianggap sebagai bagian penting dari kampanye militer Israel melawan Hamas di Jalur Gaza sebagai respons terhadap serangan mematikan kelompok militan Palestina di Israel selatan pada 7 Oktober.

Ketika tidak menggunakan amunisi untuk memetakan bunker, lubang akses dan terowongan yang menurut kedua belah pihak membentang ratusan kilometer di bawah Gaza, pihak tentara memilih robot pelacak dan teknologi lain yang dioperasikan dari jarak jauh.

Perwira itu tidak dapat diidentifikasi berdasarkan aturan pengarahan tersebut, dan menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang peristiwa pertempuran bawah tanah yang menurutnya masih dalam proses.

Dia tidak menyebutkan nama rumah sakit di Beit Hanoun.

Di Beit Hanoun, tempat pasukannya beroperasi, beberapa pria bersenjata menyerbu militer Israel dari terowongan dan terbunuh, katanya.

Kebijakan Israel, ujar dia, adalah tidak mengirimkan personel ke arah lain untuk menghadapi para pejuang Palestina yang akan mendapatkan keuntungan di jalur-jalur yang sempit, gelap, kurang ventilasi, dan rentan runtuh, yang sudah mereka kenali.

“Kami tidak mau turun ke sana.

Kami tahu mereka meninggalkan kami banyak bom samping (alat peledak rakitan),” ujarnya.

Salah satu bom tersebut, yang dipasang pada penutup terowongan akses di permukaan tanah, telah menewaskan empat anggota pasukan cadangan khusus pekan lalu.

Hamas memiliki terowongan untuk penyerangan, penyelundupan dan penyimpanan, kata sumber keamanan.

Puluhan lubang akses dapat mengarah ke setiap terowongan pada kedalaman antara 20 dan 80 meter.

Menghancurkan sebuah lubang akses relatif mudah dan cepat, kata perwira itu, sambil menambahkan: “Peleton mana pun dapat melakukannya.” Militer Israel mengatakan pekan lalu bahwa 130 lubang akses telah dihancurkan sejauh ini, tetapi tidak menyebutkan jumlah terowongan yang dihancurkan.

Terowongan lebih sulit untuk diatasi.

Perwira itu mengatakan beberapa ton gel yang meledak – dengan menolak memberikan rincian teknisnya selain mengatakan bahwa gel tersebut dibawa dengan truk – diperlukan untuk setiap beberapa ratus meter terowongan.

Analisis pasca tindakan sulit dilakukan.

Perwira itu mengatakan sekitar setengah dari lubang akses di zona operasi Beit Hanoun miliknya telah hancur, tetapi ia mengakui bahwa lubang tersebut dapat dibangun kembali.

“Sulit untuk mengatakan berapa banyak terowongan (yang hancur) karena semuanya terhubung,” ujarnya.

Hamas membantah menggunakan rumah sakit sebagai pelindung terowongan tersebut.

Mereka menepis pernyataan Israel bahwa mereka memiliki pusat komando di bawah rumah sakit terbesar di Gaza, Al Shifa, yang dimasuki pasukan Israel pada Rabu.

Hamas membawa sekitar 240 orang ke Gaza sebagai tawanan dalam serangan 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut pihak Israel.

Salah satu dari segelintir sandera yang dibebaskan mengatakan dia dan sedikitnya 20 sandera lainnya ditahan di sebuah terowongan.

Perwira militer itu mengatakan kehati-hatian telah dilakukan agar tidak membahayakan terowongan yang mungkin berisi sandera.

“Kami terkadang mendapat indikasi bahwa ini (target) mungkin ada kaitannya dengan sandera.

Lalu kami tahu untuk tidak menyerang kecuali kami mendapat persetujuan (yang jelas),” katanya.

Orang-orang bersenjata Palestina yang ditahan telah memberikan informasi intelijen kepada Israel mengenai jaringan terowongan tersebut, katanya, tetapi informasi ini disebut terbatas.

“Kebanyakan dari mereka tidak tahu tentang keseluruhan kota.

Namun, mereka tahu desanya sendiri, dan mereka tahu betul sistem terowongannya,” lanjut perwira itu.

Perwira tersebut mengatakan dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menghancurkan seluruh jaringan bawah tanah Gaza.

“Saya pikir ini lebih rumit dibandingkan kereta bawah tanah di New York City,” katanya menambahkan.