Sanksi-sanksi AS terhadap sejumlah perusahaan China atas dasar dugaan keterlibatan dengan Rusia merupakan tindakan khas “pemaksaan ekonomi” dan “perundungan sepihak,” kata Kementerian Luar Negeri China, Jumat (3/11)..
AS pada hari Kamis menjatuhkan sanksi besar-besaran baru terhadap Moskow terkait perang di Ukraina, yang menargetkan kemampuan energi masa depan Rusia, penghindaran sanksi dan drone bunuh diri yang telah menjadi ancaman bagi pasukan dan peralatan Ukraina, demikian beberapa dari ratusan sanksi terhadap orang dan entitas.
AS juga menindak keras penghindaran saksi di Uni Emirat Arab, Turki dan China, sementara Departemen Keuangan mengatakan perusahaan-perusahaan yang berbasis di negara itu terus mengirim barang-barang berfungsi ganda dengan prioritas tinggi ke Rusia, termasuk komponen-komponen yang diandalkan Moskow untuk sistem persenjataannya.
Ketika ditanya mengenai sanksi-sanksi itu pada keterangan pers rutinnya hari Jumat, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mengatakan, “China selalu menentang tegas generalisasi AS mengenai konsep keamanan nasional dan penyalahgunaan kekuatan nasionalnya untuk menindas perusahaan-perusahaan China.” AS “harus segera mengoreksi praktiknya yang keliru” dan “berhenti mengekang serta menindas perusahaan-perusahaan China,” lanjut Wang.