Presiden Chili Gabriel Boric, yang pada pekan ini mengutuk pemboman udara militer Israel di Gaza dan menarik duta besarnya untuk Israel, pada Kamis (2/11) menyampaikan keprihatinannya ketika disambut oleh Presiden Joe Biden di Ruang Oval, Gedung Putih.
Boric mengatakan dia mengutuk serangan terhadap Israel pada 7 Oktober oleh kelompok militan Hamas yang menewaskan 1.400 orang, dan menyerukan pembebasan sandera Israel.
Namun, ia menyatakan, bahwa serangan balasan Israel terhadap Gaza tidak proporsional dan melanggar hukum internasional.
“Saya menyampaikan kepada Presiden (Joe) Biden mengenai keprihatinan kami terhadap apa yang terjadi di Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga sipil terus bertambah dari hari ke hari.
Lebih dari 8.000 kematian sejak dimulainya serangan Israel di Gaza,” ujar Boric.
“Kami yakin bahwa respons yang diberikan tidak proporsional dan melanggar hukum kemanusiaan internasional.
Apa yang terjadi di jalur Gaza benar-benar tidak bisa diterima.
Saya ingin memperjelas, sebagai Presiden Chili, saya tidak ragu sedetik pun untuk mengutuk dengan cara yang paling keras serangan teroris Hamas.
Kami menuntut dibebaskannya para sandera.
Tetapi kami tidak menerima dipaksa untuk memilih antara satu pihak dan pihak yang lain.
Kami memilih kemanusiaan.” Biden menghadapi tekanan yang meningkat di luar dan di dalam negeri karena tidak menyerukan gencatan senjata dalam konflik Israel-Hamas, meskipun Gedung Putih kini mendukung rangkaian “jeda” dalam pertempuran guna memungkinkan orang keluar dari Gaza dan bantuan mengalir masuk.