Presiden Joe Biden menghadapi pemberontakan internal dari sebagian anggota Partai Demokrat karena ia memberi dukungan kuat kepada Israel, di saat Israel memperluas operasi darat di Gaza dan jumlah korban sipil Palestina meningkat.
Dewan Nasional Muslim Demokrat (NMDC) menulis surat terbuka, menuntut Biden menggunakan pengaruhnya terhadap Israel untuk menjadi perantara gencatan senjata pada Selasa (31/10) pukul 5 sore waktu AS.
Tanpa gencatan senjata, kelompok advokasi itu mengancam akan memobilisasi jutaan pemilih Muslim agar tidak memberi donasi dan suara dalam kampanye guna terpilihnya kembali Biden pada 2024.
Para pejabat pemerintah telah menganjurkan “jeda kemanusiaan” agar bantuan bisa menjangkau warga sipil di Gaza.
Namun, menurut mereka, gencatan senjata sekarang hanya akan menguntungkan Hamas.
Hampir 1,1 juta pemilih Muslim memberikan suara mereka pada pemilu 2020.
Jumlahnya cukup besar untuk mempengaruhi pilpres di negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran utama.
Warga Muslim Amerika dan Arab Amerika biasanya memilih calon dari Partai Demokrat.
Dengan ribuan warga Palestina tewas akibat serangan udara dan operasi darat balasan Israel di Gaza, perubahan mungkin akan terjadi.
Sebaliknya, kaum Yahudi Amerika “sangat menghargai” dukungan penuh Biden terhadap Israel, kata Halie Soifer, ketua Dewan Demokrasi Yahudi Amerika.
Menurut Pew Research, sekitar 41% orang Yahudi di seluruh dunia tinggal di Amerika, jumlah yang sama dengan di Israel.
Biden juga dipuji luas di Israel, karena kata-kata dan tindakannya, termasuk lawatan singkatnya ke Tel Aviv pada masa perang.
Ini membuat warga Israel merasa bahwa mereka tidak sendiri, kata Jonathan Rynhold, kepala Departemen Studi Politik di Universitas Bar-Ilan.