Emas naik menyentuh level $1.980 per ons pada hari Jumat, berada pada level tertinggi dalam tiga bulan karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah yang mendorong lonjakan permintaan logam mulia sebagai aset safe-haven. Harga emas juga diperkirakan akan naik lebih dari 2% minggu ini untuk kenaikan mingguan kedua berturut-turut sejak pecah perang Israel-Hammas.
Selain itu, logam menguat meskipun imbal hasil Treasury meningkat, dengan imbal hasil obligasi AS bertenor 10-tahun sempat mencapai 5% untuk pertama kalinya sejak tahun 2007. Sementara itu, Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan pada hari Kamis bahwa inflasi masih terlalu tinggi dan kemungkinan memerlukan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah, seraya menambahkan bahwa pengaturan moneter saat ini belum terlalu ketat. Namun, pasar memperkirakan bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan mendatang.
Harga emas melesat naik sejak pembukaan perdagangan Senin 9 Oktober karena merespon serangan tiba-tiba Hammas kewilayah Israel pada Sabtu 7 Oktober dan membuat Israel meresponnya dengan menyatakan kondisi perang. Pernyataan perang Israel ini merupakan yang pertama kalinya sejak 50 th lalu yaitu saat perang enam hari pada 1973. Sejak hari ini sampai hari ini kondisi perang masih terjadi dan membuat dunia kuatir bahwa perang akan meluas seiring adanya serangan dari Hezbullah di Israel utara. Emas sebagai aset safe haven menjadi pilihan investor ketika terjadi krisis ekonomi ataupun konflik geopolitik yang mengganggu stabilitas pasar.
Harga emas saat ini sudah menyentuh level 1980.00 yang terakhir disentuh pada 27 Juli 2023 dan di area 1980an ini merupakan resistance area karena banyak pantulan harga di area tersebut.