Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan, pada Selasa (10/10), “kami mendukung Israel,” ketika Washington berupaya meredakan ketegangan di Timur Tengah, setelah serangan militan Hamas yang mencengangkan pada akhir pekan lalu.
Biden menjanjikan dukungan berkelanjutan dari Washington pada serangan balasan Israel terhadap apa yang disebutnya sebagai “kekejaman” yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang, termasuk sedikitnya 14 warga AS.
“Kami mendukung Israel,” katanya.
“Kami akan memastikan mereka memperoleh apa yang dibutuhkan untuk menjaga warganya dapat mempertahankan diri, dan membalas serangan itu.
Tidak ada pembenaran untuk terorisme.
Tidak ada alasan,” ujarnya.
Biden, diapit oleh Wakil Presiden Kamala Harris dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, menyampaikan rincian dari kejadian pada akhir pekan lalu, yang menurutnya merupakan “tindakan yang sangat jahat.” Biden mengatakan, ia akan meminta Kongres untuk mengambil “tindakan segera” namun tidak menjelaskannya secara khusus.
Untuk saat ini, dengan kosongnya posisi ketua DPR, yang dikuasai Partai Republik, Kongres tidak dapat meloloskan anggaran baru.
Penasihat keamanan nasional Jake Sullivan mengatakan, Gedung Putih akan mendorong Kongres untuk tetap memberikan dukungan militer ke Israel.
Sullivan menambahkan, Gedung Putih yakin terdapat 20 warga AS yang belum diketahui nasibnya, namun menjelaskan bahwa tidak semua dari mereka disandera.
Biden mengatakan ia telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa — pembicaraan mereka yang ketiga sejak krisis dimulai — dan mengatakan bahwa ia tidak terkejut dengan respons Israel yang “cepat, tegas dan besar.” Namun ia menambahkan, “Kami juga berbicara bagaimana negara demokrasi seperti Israel dan Amerika Serikat menjadi lebih kuat dan lebih aman ketika kami bertindak sesuai hukum yang berlaku.”