Harga minyak mentah berjangka menguat di awal perdagangan Asia pada Rabu, karena pasar fokus pada terbatasnya pasokan menjelang musim dingin dan soft landing bagi perekonomian AS.
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 33 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 94,29 dolar AS per barel pada pukul 00.15 GMT, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 31 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 90,70 dolar AS.
Data industri yang dirilis pada Selasa (26/9) menunjukkan stok minyak mentah AS minggu lalu naik sekitar 1,6 juta barel, berlawanan dengan ekspektasi para analis yang memperkirakan penurunan sekitar 300.000 barel.
Namun, pasar terus khawatir terhadap stok minyak mentah AS di pusat penyimpanan utama Cushing, Oklahoma, yang berada di bawah tingkat operasi minimum.
Penarikan lebih lanjut di Cushing, titik pengiriman minyak mentah berjangka AS, juga dapat memberikan tekanan baru pada pasar minyak karena hal ini akan menambah ketatnya pasokan yang berasal dari pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang bersama-sama disebut OPEC+.
Data pemerintah AS mengenai persediaan minyak diperkirakan dirilis pada Rabu pukul 10.30 waktu setempat (14.30 GMT).
Sementara beberapa analis memperkirakan pemeliharaan musiman kilang di musim gugur akan membantu meningkatkan stok minyak mentah, yang lain khawatir bahwa permintaan ekspor yang tinggi dapat mengurangi produksi minyak.
Dari sisi permintaan, meskipun Rusia melonggarkan larangan ekspor bensin dan solar pada minggu ini, larangan ekspor solar dan bensin berkualitas tinggi masih tetap berlaku.
Ekspor produk-produk yang sudah diterima oleh Russian Railways dan Transneft dapat dilanjutkan, sementara bahan bakar gas dan bahan bakar yang mengandung sulfur lebih tinggi yang digunakan untuk bunkering (pengisian bahan bakar kapal) akan dikecualikan dari larangan tersebut.
Sementara itu, soft landing bagi perekonomian Amerika kemungkinan besar terjadi, kata Presiden Bank Sentral Federal Minneapolis Neel Kashkari pada Selasa (26/9), namun ada juga kemungkinan 40 persen bahwa The Fed perlu menaikkan suku bunga “secara berarti” untuk mengalahkan inflasi.
Kashkari mematok kemungkinan sekitar 60 persen bahwa The Fed “berpotensi” menaikkan suku bunga seperempat poin persentase dan kemudian mempertahankan biaya pinjaman tetap stabil “cukup lama untuk membawa inflasi kembali ke target dalam jangka waktu yang wajar.” Bank Sentral Inggris telah menyelesaikan siklus pengetatan dan kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,25 persen hingga setidaknya pada Juli, berdasarkan jajak pendapat para ekonom oleh Reuters, meskipun sebagian kecil mengatakan akan menaikkan suku bunga lagi tahun ini.
Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya pinjaman, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.
Senat AS juga mengambil langkah maju dalam rancangan undang-undang bipartisan yang dimaksudkan untuk menghentikan penutupan pemerintahan hanya dalam waktu lima hari, sementara DPR AS berupaya untuk melanjutkan kebijakan yang bertentangan dan hanya didukung oleh Partai Republik.