Kota New York menjadi tuan rumah bagi para pemimpin dunia yang menghadiri Sidang Majelis Umum PBB pada minggu ini.
Namun kota itu juga menghadapi krisis karena negara bagian-negara bagian di perbatasan selatan seperti Texas mengirimkan ratusan migran ke wilayah tersebut setiap hari.
Beberapa blok dari markas besar PBB, para migran masuk dan keluar dari sebuah hotel di New York, yang telah diubah menjadi tempat penampungan migran.
Omar Zambrano, dari Venezuela, adalah salah satunya.
Di sini dia tidur bersama istri dan kedua putrinya.
New York adalah perhentian terakhir dalam perjalanannya yang panjang.
“Lewat Meksiko, Panama, Kosta Rika.
Saya melewati banyak tempat.
Tidak mudah, tapi menurut saya ini bisa diselesaikan, hanya perlu sedikit usaha,” kata Omar Zambrano.
Tahun lalu, sedikitnya 250.000 migran mengikuti perjalanan Zambrano dari Amerika Selatan ke AS, sehingga menciptakan krisis migran di Belahan Barat yang mengkhawatirkan para pejabat PBB.
Menurut para pejabat kota, sekitar 10.000 migran tiba di Kota New York setiap bulannya.
Wali Kota Eric Adams meminta bantuan dari para pemimpin dunia pada sidang Majelis Umum PBB minggu ini.
“Para pemimpin nasional dan global harus bersatu dan menyelesaikan masalah ini, karena ini tidak adil bagi para migran dan pencari suaka, tidak adil bagi penduduk kota-kota yang dibanjiri migran, dan tidak adil bagi masa depan kita,” ujar Adams.