Minyak memperpanjang kerugian di perdagangan Asia pada Jumat sore, semakin surut dari level tertinggi 10 bulan minggu ini, karena kekhawatiran terhadap kesehatan ekonomi China yang melambat dan penguatan dolar AS menghapus keuntungan yang dipicu oleh pengurangan pasokan dari produsen utama Arab Saudi dan Rusia.
Minyak mentah berjangka Brent terpangkas 41 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 89,51 dolar AS per barel pada pukul 06.19 GMT.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 50 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan pada 86,36 dolar AS per barel.
Kedua harga acuan tersebut mencapai level tertinggi dalam 10 bulan awal pekan ini di tengah kekhawatiran tentang potensi kekurangan selama puncak musim permintaan musim dingin setelah Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan sukarela hingga akhir tahun.
Meskipun ada sinyal bullish ini, pemulihan ekonomi China yang tidak menentu dan menguatnya dolar AS, membebani harga, kata Priyanka Sachdeva, analis pasar senior dari Phillip Nova.
Investor memperkirakan suku bunga AS akan bertahan pada level tertinggi dalam 20 tahun terakhir, dan hal ini telah mengangkat dolar, membuatnya lebih mahal untuk membeli minyak mentah dalam mata uang lainnya.
Indeks dolar AS baru saja turun dari level tertinggi enam bulan pada Jumat.
“Investor mengambil keuntungan setelah reli baru-baru ini yang didorong oleh kekhawatiran atas berkurangnya pasokan menyusul pengurangan produksi yang berkepanjangan di Arab Saudi dan Rusia,” kata Tatsufumi Okoshi, ekonom senior di Nomura Securities.
“Pasar telah memperhitungkan berita berkurangnya pasokan dan memerlukan tanda-tanda jelas dari menguatnya permintaan global, terutama di China, agar dapat bergerak lebih tinggi,” katanya, seraya mencatat konsensus investor adalah bahwa stimulus Beijing sejauh ini gagal meningkatkan perekonomiannya.
Ekspor dan impor China secara keseluruhan turun pada Agustus, data menunjukkan pada Kamis (7/9/2023), karena dua tekanan yaitu menurunnya permintaan luar negeri dan lemahnya belanja konsumen menekan bisnis di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu.
Namun impor minyak mentah China melonjak 30,9 persen pada bulan lalu karena perusahaan penyulingan meningkatkan persediaan dan meningkatkan pengolahan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dari mengekspor bahan bakar.
Penarikan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah AS tidak memberikan dukungan terhadap harga minyak.
Stok minyak mentah AS turun selama empat minggu berturut-turut, dengan persediaan turun lebih dari 6,0 persen pada bulan lalu, karena penyulingan minyak beroperasi dengan kecepatan tinggi untuk memenuhi permintaan energi global, data Badan Informasi Energi (EIA) menunjukkan pada Kamis (7/9/2023).
Persediaan minyak mentah AS turun 6,3 juta barel, tiga kali lipat penurunan 2,1 juta barel yang diperkirakan para analis.
Meskipun berjanji untuk mempertahankan pengurangan pasokan, Rusia diperkirakan akan meningkatkan ekspor minyaknya pada September karena kilang-kilang Rusia memulai pemeliharaan musiman, perhitungan Reuters berdasarkan data sumber menunjukkan, hal ini juga membatasi kenaikan harga.
Untuk minggu ini, Brent dan WTI masih berada di jalur untuk kenaikan hampir 1,0 persen.