Korea Utara luncurkan kapal selam bertenaga nuklir

0
55

Korea Utara meluncurkan sebuah “kapal selam serang taktis bertenaga nuklir” yang mampu melancarkan serangan nuklir dari bawah laut, kata Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Jumat.

Menurut KCNA, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan tekad terus memperkuat kemampuan nuklir negaranya.

KCNA melaporkan bahwa peluncuran kapal selam itu berlangsung Rabu (6/9) dihadiri Kim menjelang hari ulang tahun ke-75 Korea Utara pada Sabtu 9 September esok.

Upacara itu adalah awal babak baru peningkatan kekuatan angkatan laut Korea Utara dan memperjelas tekad Partai Buruh dan pemerintah Korea Utara dalam memperkuat daya tangkal nuklir.

Kapal selam taktis serang nuklir bernomor lambung 841 itu dinamai Hero Kim Kun Ok.

Kapal selam itu akan “menjalankan misi tempur sebagai bagian dari sarana penyerangan utama bawah laut bagi pasukan angkatan laut” Korea Utara.

Kim Jong Un menyebut kapal selam nuklir itu dulu dianggap lambang invasi terhadap “republik kita”.

“Sekarang melambangkan kekuatan kita yang membuat takut musuh-musuh tak tahu malu,” kata dia.

Ia menyiratkan bahwa langkah itu ditujukan untuk mengimbangi kapal-kapal selama bertenaga nuklir milik Amerika Serikat.

Kim mengatakan angkatan laut negaranya perlu segera dilengkapi dengan senjata nuklir.

Ia meminta kapal-kapal, termasuk kapal selam, yang dilengkapi dengan senjata nuklir taktis segera dikirimkan kepada AL Korea Utara.

Kim juga mengumumkan negaranya berencana membuat kapal selam yang lebih banyak lagi, termasuk yang bertenaga nuklir.

Menurut foto-foto yang diterbitkan KCNA, kapal selam itu dilengkapi dengan sepuluh tabung peluru kendali yang kemungkinan bisa melontarkan rudal balistik dari kapal selam (SLBM).

Seorang sumber militer mengatakan Korea Utara telah memodifikasi sebuah kapal selam kelas Romeo yang tidak memiliki kemampuan mengangkut peluncur SLBM.

Kapal selam itu juga diperkirakan bisa meluncurkan “Haeil”, yakni kendaraan nirawak bawah laut bersenjata nuklir yang pertama kali dibuat Korut dan dipamerkan Maret tahun ini.

Upacara peluncuran itu berlangsung ketika Korea Utara sedang memperkuat hubungan militer dengan Rusia dan China setelah Korea Selatan, AS, dan Jepang meningkatkan kerja sama keamanan tiga pihak.

Kim kemungkinan mengunjungi Vladivostok, Rusia, pekan depan, untuk menemui Presiden Rusia Vladimir Putin dan membahas kemungkinan penjualan senjata.