Kamala Harris akan Berbicara Soal Berbagai Tantangan dengan Para Pemimpin ASEAN

0
68

Sengketa wilayah di Laut China Selatan, krisis yang sedang berlangsung di Myanmar, dan perang di Ukraina adalah isu-isu utama yang akan dibahas oleh Wakil Presiden AS Kamala Harris pada pertemuan puncak Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada minggu depan di Jakarta.

Ketika Wakil Presiden AS Kamala Harris berada di Asia Tenggara pada tahun lalu, sebagai teguran kepada Beijing, dia singgah ke Pulau Palawan di Filipina, hanya 330 kilometer sebelah timur Kepulauan Spratly yang disengketakan di Laut China Selatan.

Di Jakarta, minggu depan ketika bertemu dengan para pemimpin ASEAN, Harris juga akan membahas rute maritim penting itu, di mana terdapat klaim yang tumpang tindih oleh China, Taiwan dan empat negara anggota ASEAN – Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei.

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan: “Anda juga bisa mengharapkan Wakil Presiden akan membahas Laut China Selatan dalam pertemuannya di Jakarta.

Dia akan menegaskan kembali dukungan kami pada kebebasan di laut, penyelesaian sengketa secara damai dan kepatuhan terhadap hukum internasional, termasuk kebebasan navigasi.” Topik penting lainnya termasuk krisis di Myanmar, di mana ribuan orang terbunuh dan jutaan orang mengungsi sejak kudeta militer pada 2021.

ASEAN telah gagal memaksa negara anggotanya itu untuk kembali ke demokrasi, begitu pula dengan berbagai sanksi internasional, termasuk dari AS.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan: “Di Myanmar, kita harus menekan rezim militer untuk menghentikan kekerasan, menerapkan konsensus lima poin ASEAN, dan mendukung kembalinya pemerintahan demokratis.” Harris juga diperkirakan akan mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.

Seperti halnya dengan Myanmar dan Laut China Selatan, reaksi ASEAN tidak banyak bicara, hanya menyatakan kekhawatiran akan dampak perang tanpa mengecam Rusia, pemasok senjata utama di kawasan itu.

Beberapa pihak di kawasan itu juga akan mempertanyakan mengapa Harris, bukan Presiden Joe Biden, yang menghadiri KTT ASEAN.

“Mungkin ini tamparan bagi Indonesia, karena kalau kita lihat program andalan Indonesia untuk KTT ini sebenarnya adalah ASEAN Indo-Pacific Forum, dan itu tidak akan dihadiri oleh AS,” ujar Idil Syawfi, Direktur Pusat Kajian Internasional di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.

Pertemuan para pemimpin di Jakarta itu juga akan membahas tantangan utama lainnya.

Jakarta telah menjadi salah satu kota dengan polusi paling tinggi di dunia pada Agustus, ketika pihak berwenang bergulat dengan lonjakan kabut asap beracun.