Wakil Presiden AS Kamala Harris akan berada di Jakarta pada minggu depan, bertemu dengan pemimpin ASEAN dalam sebuah KTT yang diselenggarakan Indonesia pada akhir masa jabatannya sebagai ketua dari kelompok beranggotakan 10 negara itu.
Harris juga akan menghadiri KTT Asia Timur yang mempertemukan ASEAN dan sekelompok mitra lain seperti AS, China, Rusia, Australia, India, Jepang, Selandia Baru dan Korea Selatan.
Sebagai sebuah kelompok, ASEAN berpegang pada sejumlah prinsip seperti non-blok, pengambilan keputusan berdasarkan konsensus, dan tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain.
Prinsip-prinsip tersebut bisa memperbesar ketidakjelasan dan ketidakefektifan dalam menanggapi isu geopolitik seperti misalnya pertikaian Laut China Selatan.
China mengatakan pihaknya memiliki kedaulatan atas sebagian besar wilayah perairan itu dengan klaim Sembilan Garis Putus-Putusnya yang berseberangan dengan klaimyang dimiliki Taiwan serta empat anggota ASEAN yaitu Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei.
Beberapa hari sebelum KTT berlangsung, Beijing merilis “peta standarnya” yang menambah garis putus-putus baru pada klaim tersebut.
Taiwan, Malaysia, Filipina, dan India tampak gusar akan hal tersebut.
Sebelumnya pada Agustus, Presiden Joe Biden dan pemimpin Jepang serta Korea Selatan berjanji memberikan tanggapan trilateral yang kompak kalau terjadi krisis di kawasan, dan untuk pertama kalinya menggarisbawahi perilaku agresif Beijing di perairan itu.
Harris diperkirakan akan mengambil inisiatif terkait isu tersebut.
Dia akan mempertegas dukungan untuk “kebebasan maritim, resolusi damai atas pertikaian, dan kepatuhan pada hukum internasional termasuk kebebasan navigasi,” demikian kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean Pierre kepada VOA dalam konferensi pers pada Kamis.