Minyak naik di awal Asia karena stok AS anjlok dan kegelisahan badai

0
65
Aerial image of a large oil rig and a unique looking support vessel.

Harga minyak melanjutkan kenaikannya di awal perdagangan Asia pada Rabu, setelah data industri menunjukkan penurunan besar dalam persediaan minyak mentah di AS, konsumen bahan bakar terbesar di dunia, dan karena kekhawatiran terhadap badai di Teluk Meksiko membuat investor gelisah.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober terangkat 17 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan 85,66 dolar AS per barel pada pukul 01.33 GMT.

Kontrak Oktober berakhir pada Kamis (31/8/2023) dan kontrak November yang lebih aktif berada pada 85,08 dolar AS per barel, naik 17 sen.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS meningkat 24 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 81,40 dolar AS per barel, mencatat kenaikan untuk sesi kelima.

Kedua minyak acuan tersebut menguat lebih dari satu dolar per barel pada Selasa (29/8/2023) karena melemahnya dolar AS setelah prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut mereda menyusul data pekerjaan AS yang lebih lemah.

Melemahnya greenback membuat minyak dalam mata uang dolar lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain, sehingga meningkatkan permintaan.

Stok minyak mentah AS turun sekitar 11,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 25 Agustus, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Selasa (29/8/2023).

Para analis yang disurvei oleh Reuters sebelum data tersebut memperkirakan penurunan rata-rata sebesar 3,3 juta barel.

Penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan merupakan hal positif bagi pasar minyak karena menunjukkan permintaan yang kuat, kata Toshitaka Tazawa, analis di Fujitomi Securities Co Ltd.

Pada saat yang sama, investor membeli kontrak berjangka di tengah kekhawatiran seputar Badai Idalia, yang melanda Teluk Meksiko di sebelah timur lokasi produksi minyak dan gas alam utama AS.

“Kekhawatiran terhadap Badai Idalia mendorong pembelian baru,” kata Tazawa, dikutip dari Reuters.

Menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), wilayah lepas pantai Teluk Meksiko menyumbang sekitar 15 persen produksi minyak AS dan sekitar 5,0 persen produksi gas alam.

Perusahaan minyak Chevron Corp mengevakuasi beberapa stafnya dari wilayah tersebut, namun produksi tetap berlanjut di lokasi operasinya di Teluk Meksiko.

Sementara stok minyak mentah berkurang, data API menunjukkan bahwa persediaan bensin meningkat sekitar 1,4 juta barel dan bahan bakar sulingan, termasuk solar dan bahan bakar jet, meningkat sekitar 2,5 juta barel.

Data stok minyak mentah resmi dari EIA akan dirilis pada Rabu pukul 14.30 GMT.