Dewan juri di negara bagian Georgia, Amerika Serikat, dapat mengeluarkan dakwaan pidana baru pekan ini terhadap Donald Trump dan sekutunya atas dugaan upaya membatalkan hasil pemilu di negara bagian itu pada 2020.
Jaksa Distrik Daerah Fulton Fani Willis telah menyelidiki selama dua tahun apa yang disebut sebagian pihak sebagai upaya mantan presiden AS dari Partai Republik itu untuk menekan secara tidak sah pejabat daerah agar mengumumkan bahwa Trump memenangkan pilpres di negara bagian Georgia, meski sesungguhnya kalah tipis dari Joe Biden, capres AS dari Partai Demokrat pada saat itu.
Pada Sabtu (12/8) lalu, dua saksi yang sebelumnya menerima surat panggilan dalam penyelidikan kasus tersebut membenarkan bahwa mereka telah dipanggil untuk hadir di hadapan dewan juri di Kota Atlanta pada Selasa (15/8) besok.
Salah seorang juru bicara dari kantor Jaksa Willis tidak segera menjawab permintaan tanggapan pada hari Sabtu.
Meski demikian, sang jaksa sendiri sebelumnya sudah memberi petunjuk bahwa ia kemungkinan akan mengajukan dakwaan pada akhir pekan ini, dan pengamanan di sekitar gedung pengadilan daerah Fulton telah diperketat selama beberapa pekan terakhir.
Jika Trump didakwa di Georgia, maka itu akan menjadi dakwaan keempat yang dihadapinya dalam kurang dari lima bulan.
Meski dirundung berbagai masalah hukum, ia tetap berkampanye di Iowa akhir pekan kemarin dan tetap menjadi kandidat capres unggulan dari Partai Republik.
“Semua dakwaan itu bohong, itu semua dibuat oleh Biden.
Dan mereka melakukannya karena tidak bisa memenangkan pemilu secara adil,” ujar Trump.
Ia mengklaim bahwa semua penyelidikan itu merupakan bagian dari upaya terkoordinasi Partai Demokrat untuk menggagalkan pencapresannya.
Jaksa khusus federal mendakwa Trump awal Agustus lalu dengan tuduhan mengatur persekongkolan di lebih dari satu negara bagian untuk membalikkan hasil pilpres AS 2020, di mana ia kalah, agar ia tetap dapat berkuasa.
Jaksa itu juga secara terpisah menuduhnya menyimpan secara tidak sah dokumen-dokumen rahasia negara setelah tidak lagi menjabat presiden.
Sementara itu, jaksa New York juga mendakwa Trump karena dituduh memalsukan catatan bisnisnya untuk menyembunyikan transaksi pembayaran uang tutup mulut kepada seorang bintang film porno.
Dalam unggahannya di situs Truth Social pada hari Sabtu (12/8), Trump kembali menyebut penyelidikan terhadapnya di Georgia mengada-ada.
Salah seorang reporter dalam kampanye Trump di Iowa pada hari Sabtu menanyakan kepada sang mantan presiden apakah ia mempertimbangkan diri untuk mengajukan kesepakatan pembelaan dalam kasus di daerah Fulton.
“Kami tidak akan mengambil kesepakatan pembelaan karena saya tidak bersalah.
Ini namanya campur tangan pemilu.” Jaksa Willis diperkirakan akan mendakwa lebih dari satu orang dengan menggunakan undang-undang tentang pemerasan terencana di Georgia.
Penyelidikannya dimulai segera setelah Trump menelepon pejabat tinggi pemilu negara bagian itu, Brad Raffensperger, yang merupakan anggota Partai Republik, dan mendesaknya untuk “menemukan” cukup surat suara untuk mengubah hasil pemilu.