China ungkap terduga mata-mata untuk CIA

0
66

China mengungkap seorang warga negaranya yang diduga menjadi mata-mata untuk badan intelijen AS CIA, menurut Kementerian Pertahanan Negara, Jumat.

Pengungkapan itu digarisbawahi Pemerintah China sebagai risiko dan bahaya dari warga China yang direkrut menjadi mata-mata di luar negeri.

Warga negara China dengan nama keluarga Zeng, bekerja di grup perusahaan militer, direkrut oleh agen CIA yang bertempat di Italia, kata kementerian dalam pernyataan yang diunggah ke channel WeChat.

Zeng dikirim ke Italia oleh grup perusahaan militer untuk melanjutkan pendidikan dan kemudian bertemu dengan agen CIA tersebut.

Melalui pesta makan malam, perjalanan wisata dan menonton opera, kedua orang tersebut menjalin hubungan “dekat” dan Zeng secara perlahan menjadi “tergantung secara psikologis” kepada agen CIA tersebut, kata kementerian.

Setelah sukses “mengguncang” sikap politik Zeng, agen CIA itu mencari informasi sensitif mengenai militer China dari Zeng, menurut pernyataan itu.

Namun tidak disebutkan kapan peristiwa itu terjadi.

Pernyataan itu tidak menerangkan jenis kelamin Zeng namun disebut bahwa orang itu lahir di tahun 1971 dan terduga agen CIA itu bernama “Seth”, Kedutaan besar AS di Beijing tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Hubungan AS-China memburuk di beberapa tahun terakhir terkait berbagai isu termasuk keamanan nasional.

Washington telah menuduh Beijing melakukan aksi spionase dan serangan siber, tuduhan yang disangkal oleh China yang juga menyatakan bahwa mereka di bawah ancaman mata-mata.

Atas nama keamanan nasional, awal bulan ini China meminta warganya untuk berpartisipasi di aksi balasan spionase, setelah perluasan undang-undang anti mata-mata yang dikeluarkan bulan Juli, yang dikhawatirkan oleh AS.

Zeng diketahui telah menandatangani kesepakatan spionase dengan AS dan menerima latihan sebelum kembali ke China, kata kementerian.

Terduga agen yang merekrut Zeng menjanjikan uang banyak dan imigrasi ke AS untuk keluarga Zeng sebagai imbalan informasi diperoleh, kata kementerian.

Setelah kembali ke China, Zeng telah memberikan informasi intelijen dalam banyak kesempatan dan telah menerima imbalan uang untuk itu.

Tindakan paksa, yang biasanya berarti penahanan, telah diberikan kepada Zeng, demikian pernyataan tersebut.