Minyak turun di Asia, kekhawatiran China kalahkan permintaan kuat AS

0
154
Oil pump jacks at sunset sky background. Toned.

Harga minyak turun di awal perdagangan Asia pada Kamis, setelah mencapai tertinggi baru di sesi sebelumnya karena kekhawatiran tentang ekonomi China mengalahkan dampak positif dari penurunan tajam stok bahan bakar AS dan pengurangan produksi Saudi dan Rusia.

Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 20 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 87,35 dolar AS per barel pada pukul 00.06 GMT, setelah mencapai level tertinggi sejak 27 Januari di sesi sebelumnya.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) berkurang 23 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan pada 84,17 dolar AS, setelah mencapai level tertinggi sejak November 2022.

Data China pada Selasa (8/8/2023) menunjukkan impor minyak mentah pada Juli turun 18,8 persen dari bulan sebelumnya ke tingkat harian terendah sejak Januari.

Sektor konsumen China juga jatuh ke dalam deflasi dan harga gerbang pabrik memperpanjang penurunan pada Juli, karena ekonomi terbesar kedua di dunia itu berjuang untuk menghidupkan kembali permintaan.

Namun, harga didukung oleh data pemerintah pada Rabu (9/8/2023) yang menunjukkan bahwa stok bensin AS turun 2,7 juta barel pekan lalu, sementara persediaan sulingan, termasuk solar dan minyak pemanas, turun 1,7 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi para analis dalam jajak pendapat Reuters untuk keduanya tetap stabil.

Harga juga didukung rencana pengekspor utama Arab Saudi untuk memperpanjang pemotongan produksi sukarela sebesar 1 juta barel per hari untuk satu bulan lagi termasuk September.

Rusia juga mengatakan akan memangkas ekspor minyak sebesar 300.000 barel per hari pada September.

Investor sekarang menunggu Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk Juli, yang akan dirilis pada Kamis waktu setempat, yang diperkirakan akan menunjukkan sedikit percepatan dari tahun ke tahun.