Minyak naik di awal Asia, pasokan ketat imbangi kenaikan suku bunga

0
77
Towing Oil Rig Offshore Louisiana

Harga minyak naik di awal perdagangan Asia pada Kamis pagi, karena investor fokus pada ekspektasi pasokan yang lebih ketat dari produsen-produsen minyak utama, membantu membalikkan kerugian sebelumnya yang didorong oleh kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga AS akan mengurangi permintaan.

Janji stimulus ekonomi di China, konsumen minyak terbesar kedua dunia, juga memberikan dukungan ke pasar.

Minyak mentah berjangka Brent terdongkrak 36 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 83,28 dolar AS barel pada pukul 01.01 GMT.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terkerek 48 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan pada 79,26 dolar AS per barel.

Harga minyak melemah pada Rabu (26/7/2023) setelah data menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun kurang dari yang diharapkan dan Federal Reserve menaikkan suku bunga seperempat poin persentase, membiarkan pintu terbuka untuk kenaikan lainnya.

Bank Sentral Eropa juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk kesembilan kalinya berturut-turut pada Kamis, yang mungkin bukan akhir dari pengetatan kebijakan di tengah berlanjutnya inflasi.

Penurunan harga minyak Rabu (26/7/2023) terbatas karena persediaan di Cushing, pusat pengiriman WTI, tetap mendekati level terendah sejak Mei, kata ANZ Research dalam sebuah catatan.

Harga minyak telah naik selama empat minggu, didukung oleh tanda-tanda pengetatan pasokan, sebagian besar terkait dengan pengurangan produksi oleh Arab Saudi dan Rusia, serta janji otoritas China untuk menopang ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

“Kami memperkirakan minyak berjangka Brent akan naik menjadi 85 dolar AS per barel pada kuartal keempat di tengah ekspektasi bahwa pengurangan pasokan OPEC+ dan permintaan yang kuat akan memaksa stok minyak global turun,” kata Commonwealth Bank of Australia dalam sebuah catatan.