WHO minta bantuan India dalam kasus sirup beracun terbaru

0
70

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta bantuan pihak berwenang India untuk membantu dalam penyelidikan sumber sirup batuk terkontaminasi yang dikaitkan dengan kematian anak di Kamerun.

Badan PBB tersebut mengeluarkan peringatan pada Senin Rabu (19/7) tentang sirup dengan merek Naturcold, yang dijual di Kamerun dan dikaitkan dengan kematian setidaknya enam anak, menurut pihak berwenang Kamerun.

Sirup itu memiliki kandungan tinggi diethylene glycol yang beracun, menurut WHO.

Produsen Naturcold dalam kemasannya adalah Fraken International (Inggris) namun Pemerintah Inggris mengatakan kepada WHO bahwa perusahaan itu tidak ada.

WHO menyurati Pemerintah India setelah peringatan dikeluarkan pada Rabu, meminta bantuan untuk mencari tahu apakah ada perusahaan India yang terlibat, juru bicara WHO mengatakan kepada Reuters.

Negara-negara lain juga telah dihubungi oleh WHO, tambahnya.

Peringatan terkait Naturcold adalah peringatan terbaru dari beberapa peringatan sejenis yang dikeluarkan dalam bulan-bulan terakhir tentang sirup batuk terkontaminasi yang dijual di seluruh dunia.

Pada 2022, obat tersebut dikaitkan dengan tewasnya lebih dari 300 anak di Gambia, Uzbekistan dan Indonesia.

Peringatan lain yang diterbitkan awal tahun ini juga menyebut obat yang terkontaminasi itu ditemukan di Kepulauan Marshalls dan Mikronesia, namun tidak ada kematian dilaporkan di kedua negara tersebut.

WHO mengatakan ancaman kesehatan ini masih tetap berlangsung.

Seluruh sirup itu dibuat oleh pabrik yang berbeda, meski tiga dari empat insiden disebabkan oleh obat batuk buatan India.

Sedangkan kematian di Indonesia dikaitkan dengan sirup yang dibuat oleh perusahaan lokal.

WHO mengatakan pola insiden ini berarti bahwa kerja sama dengan India adalah prioritas utama untuk semakin mendalami insiden di Kamerun.

Sebelumnya disebutkan bahwa penyelidikan mengenai insiden sirup batuk itu dan jaringan suplai terhalang oleh kurangnya informasi yang disediakan pemerintah dan perusahaan obat India.

Sementara itu, pejabat pemerintah di Kamerun dan India hingga saat ini belum memberikan keterangan.