IHSG berpeluang mendatar di tengah melandainya inflasi AS

0
63

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis diperkirakan bergerak sideways (mendatar) di tengah melandainya inflasi Amerika Serikat (AS).

IHSG dibuka menguat 7,33 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.815,54.

Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 1,35 poin atau 0,14 persen ke posisi 959,34.

“IHSG berpeluang bergerak sideways pada hari ini,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

Amerika Serikat (AS) melaporkan inflasi melandai ke level 3 persen year on year (yoy) pada Juni 2023, dari sebelumnya 4 persen (yoy) pada Mei 2023, yang merupakan terendah sejak Maret 2021 dimana inflasi menyentuh 2,6 persen (yoy).

Dengan inflasi AS yang melandai lebih cepat, dan ekspektasi melonggarnya kebijakan The Federal Reserve (The Fed), maka investor asing diproyeksikan akan mengalir deras ke dalam negeri.

Selain itu, kebijakan The Fed yang lebih dovish akan membuat dolar AS kurang menarik, sehingga pemodal asing akan mencari instrumen yang lebih menarik di Emerging Market seperti Indonesia.

Para pelaku pasar saat ini berekspektasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada akhir Juli 2023 nanti, terlihat dari perangkat Fedwatch yang menunjukkan sebanyak 94,2 persen melihat peluang kenaikan suku bunga pada pertemuan nanti.

Sementara itu, bursa saham AS ditutup menguat pada perdagangan Rabu (12/07), setelah data menunjukkan inflasi AS mereda lebih lanjut dengan harga konsumen mencatatkan kenaikan tahunan terkecil dalam periode lebih dari dua tahun.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 368,60 poin atau 1,15 persen ke 32.312,50, indeks Hang Seng menguat 399,70 poin atau 2,12 persen ke 19.260,65, indeks Shanghai menguat 23,18 poin atau 0,73 persen ke 3.219,31, dan indeks Straits Times melemah 41,16 poin atau 1,30 persen ke 3.216,52.