JAVAFX – Kelanjutan dari perang dagang Amerika Serikat dengan China masih menjadi isu hangat yang menyertai perdagangan dalam periode 9 April – 13 April 2018. Sebagai akibat dari ketegangan tersebut, dollar AS telah mengalami pelemahan terhadap beberapa mata uang utama lainnya pada hari Jumat kemarin.
Faktor lain yang juga menekan dollar AS untuk alami pelemahan di hari Jumat kemarin adalah lesunya performa pasar tenaga kerja di negeri Paman Sam. Dari laporan resmi yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS menyebutkan bahwa Non-farm Employment Change hanya tumbuh sebanyak 103K di bulan Maret, ketika di bulan Februari pertumbuhan mencapai 326K. Di waktu yang bersamaan pula, kondisi tingkat pengangguran AS sendiri tengah mengalami kenaikan sebesar 0.1%, yang disesuaikan secara musiman menjadi 4.1% di bulan Maret.
Melemahnya dollar AS saat ini justru menguntungkan bagi pergerakkan harga emas. Dalam sepekan kemarin, harga emas berhasil ditutup naik pada level $1.332.70 per troy ounce, setelah dibuka pada level $1.326.00 per troy ounce. Memang, seperti yang kita ketahui bahwa harga emas akan diuntungkan apabila dollar AS mengalami pelemahan. Namun, tidak hanya faktor pelemahan dari dollar AS saja, melainkan kondisi geopolitik maupun ancaman perdagangan seperti perang dagang Amerika Serikat dengan China-pun bisa menjadi pengaruh lainnya yang mendorong penguatan harga emas.
Selanjutnya dalam minggu ini, atensi para pelaku pasar tengah berfokus kepada hasil laporan pertumbuhan inflasi dari wilayah AS. Proyeksi sementara dari para ekonom telah memperkirakan bahwa pertumbuhan inflasi konsumen AS melambat dari bulan sebelumnya, dimana diperkirakan tidak alami pertumbuhan atau flat 0.0% untuk periode akhir bulan Maret. Padahal di bulan Februari lalu, pertumbuhan inflasi konsumen AS telah naik sebesar 0.2%.
Selain itu, pada pekan ini pula the Fed akan mengurai pandangan mereka terhadap kebijakan moneter mereka dua minggu lalu. Dalam hasil FOMC kemarin, Bank Sentral AS telah menaikan tingkat suku bunga mereka sebanyak 25 basis poin menjadi 1.75% dari 1.50%. Testimoni the Fed tersebut nantinya akan kembali mencuri perhatian dikarenakan besarnya harapan pasar untuk mengetahui seberapa cepat langkah pengetatan kebijakan moneter yang mungkin dilakukan oleh Bank Sentral AS di tahun 2018.
Sementara peristiwa ekonomi penting lainnya yang wajib diperhatikan oleh pasar juga hadir di luar negeri Paman Sam. Tim Java telah merangkum serangkaian peristiwa – peristiwa ekonomi yang memiliki volatilitas terhadap pasar forex maupun komoditas global, diantaranya:
Senin, 9 April 2018
- 14.30 WIB – Data Inflasi Harga Rumah Inggris
- 21.30 WIB – Survei Outlook Bisnis Bank Sentral Kanada
Selasa, 10 April 2018
- 08.30 WIB – Data Sentimen Bisnis Australia
- 19.30 WIB – Data Inflasi Produsen AS dan Izin Bangunan Kanada
Rabu, 11 April 2018
- 08.30 WIB – Data Pertumbuhan Inflasi China
- 15.30 WIB – Data Hasil Manufaktur dan Neraca Perdagangan di Inggris
- 18.00 WIB – Pidato Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi dalam acara “Generation €uro Students’ Award Ceremony di Frankfurt
- 19.30 WIB – Data Pertumbuhan Inflasi Konsumen AS
- 21.30 WIB – Data Persediaan Minyak AS
Kamis, 12 April 2018
- 01.00 WIB – Hasil Kajian FOMC Meeting Minutes
- 07.30 WIB – Pidato Gubernur Bank Sentral Jepang, Haruhiko Kuroda
- 18.30 WIB – Catatan Kebijakan Moneter Bank Sentral Eropa
- 19.30 WIB – Data Klaim Pengangguran AS
Jumat, 13 April 2018
- 02.00 WIB – Pidato Gubernur Bank Sentral Inggris, Mark Carney
- 10.00 WIB – Data Neraca Perdagangan China
- 21.00 WIB – Data Sentimen Konsumen AS
Untuk mendapatkan free signal trading, analisa market mingguan, full support langsung dari analis,
Hubungi JAVAFX :
Phone / WhatsApp : 082116448874
Apakah Anda membutuhkan informasi Training JAVAFX, Introducer Broker – IB, belajar forex, teknikal forex, signal forex, strategi forex dan analisa forex untuk melakukan transaksi trading forex, trading emas, trading oil, trading index minggu ini? Segera Hubungi Analis JAVAFX
Author : Aditya A.
