Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, Minggu (18/6), mengundang Menlu China Qin Gang untuk berkunjung ke Washington saat Beijing mengatakan hubungan bilateral berada pada titik “terendah” sejak kedua negara menjalin hubungan diplomatik pada1970-an.
Antony Blinken mendarat di Beijing untuk kunjungan resmi berisiko tinggi.
Lawatan tersebut merupakan yang pertama dilakukan seorang menteri luar negeri AS sejak 2018.
Dia mengadakan pembicaraan bilateral dengan Qin Gang selama sekitar enam jam.
Blinken mengatakan di Twitter bahwa dia berdiskusi dengan Qin soal upaya “mengelola hubungan antara kedua negara kita secara bertanggung jawab melalui saluran komunikasi yang terbuka.” Blinken akan melanjutkan pertemuannya dengan para pejabat China pada Senin, menurut Departemen Luar Negeri AS.
Juru bicara Deplu AS Matthew Miller menyebut pertemuan tersebut “jujur, substantif, dan konstruktif.” Blinken mengundang Qin untuk melakukan kunjungan balasan ke AS, kata Miller.
Namun, Qin menunjukkan bahwa “hubungan China-AS sedang berada di titik terendah sejak dibentuk.” “(Hubungan) ini tidak melayani kepentingan mendasar kedua bangsa atau memenuhi harapan bersama masyarakat internasional,” kata Hua Chunying, juru bicara Kementerian Luar Negeri China.
Qin juga mengatakan hubungan tersebut pada dasarnya dibentuk dengan prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama saling menguntungkan seperti yang dikemukakan oleh Presiden China Xi Jinping.
Dia menekankan bahwa masalah Taiwan adalah inti kepentingan China, yaitu “masalah terpenting dari hubungan, dan risiko yang paling menonjol.” Di tengah persaingan strategis kedua pihak yang semakin memanas, Beijing memutuskan saluran komunikasi antarmiliter kedua negara setelah ketua DPR AS saat itu, Nancy Pelosi, mengunjungi Taiwan pada Agustus lalu.
Perjalanan Blinken ke Beijing, yang disepakati oleh Biden dan Xi pada November lalu saat pertemuan di Indonesia, tiba-tiba ditunda pada Februari setelah benda yang dicurigai sebagai balon mata-mata China terbang melintasi AS.
Menurut Hua, kedua pihak “sepakat untuk mendorong lebih banyak pertukaran antarmasyarakat dan bidang pendidikan, serta melakukan diskusi positif tentang peningkatan penerbangan penumpang antara kedua negara.” Kedua pihak juga sepakat mendukung lebih banyak kunjungan timbal balik oleh pelajar, cendekiawan, dan pebisnis, kata Hua.Balon terbang misterius di langit AS, diduga pengintai milik China