Blinken: Laporan Kesepakatan Nuklir AS dengan Iran Tidak Akurat

0
99

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, Jumat (16/6), membantah laporan bahwa Washington dan Teheran hampir mencapai kesepakatan untuk membatasi program nuklir Iran dan membebaskan warga AS yang ditahan di negara itu.

“Mengenai Iran, beberapa laporan yang kami lihat tentang kesepakatan tentang masalah nuklir atau, dalam hal ini, tentang tahanan, sama sekali tidak akurat dan tidak benar,” kata Blinken ketika ditanya tentang pembicaraan tidak langsung melalui Oman.

Pada Senin (12/6), Iran mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan negosiasi tidak langsung dengan AS melalui Kesultanan Oman, dengan agenda pembicaraan mencakup masalah nuklir, sanksi AS, dan tahanan politik.

Pernyataan Teheran itu memicu laporan bahwa kedua belah pihak, yang tidak bernegosiasi secara langsung selama bertahun-tahun, dapat mencapai kesepakatan.

“Kami menyambut upaya para pejabat Oman, dan kami bertukar pesan dengan pihak lain melalui mediator ini” atas pencabutan sanksi AS, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, Senin.

“Kami tidak pernah menghentikan proses diplomatik,” tambahnya, menekankan bahwa pembicaraan itu “bukanlah rahasia.” Kedua belah pihak tidak dapat selama dua tahun untuk mencapai kesepakatan tentang keinginan Presiden Joe Biden untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015 yang memberikan keringanan sanksi yang sangat dibutuhkan Teheran sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya.

Pendahulu Biden, Donald Trump, secara sepihak menarik diri dari kesepakatan itu pada 2018, dan sejak itu Teheran terus mengembangkan industri nuklirnya, meskipun tidak—seperti yang dikhawatirkan—memproduksi senjata nuklir.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan kembali pekan lalu bahwa negara itu tidak berniat untuk memperoleh senjata nuklir.

Khamenei mengatakan kesepakatan dapat dicapai dengan Amerika Serikat, asalkan tidak mengubah “infrastruktur industri nuklir yang ada.” Kanani mengatakan, Senin (12/6), pertukaran tahanan dapat disepakati “dalam waktu dekat,” jika Washington menunjukkan “tingkat keseriusan yang sama” seperti Teheran.

Setidaknya tiga orang Amerika keturunan Iran ditahan di Iran, termasuk pengusaha Siamak Namazi, ditangkap pada Oktober 2015 dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena spionase.