Menlu AS: China Tingkatkan Operasi Mata-Mata di Kuba pada 2019

0
58

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Senin (12/6) mengatakan, China melakukan peningkatan fasilitas pengumpulan intelijennya di Kuba pada 2019.

Blinken mengatakan kepada wartawan bahwa ketika pemerintahan Biden mulai menjabat pada Januari 2021, mereka diberi tahu tentang “sejumlah upaya sensitif Beijing di seluruh dunia” untuk memperluas operasi pengumpulan intelijen China di luar negeri.

Ia mengatakan, pemerintahan mantan Presiden Donald Trump mengetahui masalah tersebut dan pemerintahan Biden menyimpulkan bahwa Washington tidak melakukan upaya yang cukup untuk mengatasi masalah itu.

Sejak saat itu, Blinken mengatakan, Amerika Serikat telah menerapkan sebuah strategi baru yang telah membuahkan hasil.

“Saya tidak bisa merinci setiap tindakan yang telah kita ambil.

Namun strategi itu dimulai dari diplomasi,” ungkapnya.

Blinken mengatakan, Amerika Serikat telah berkomunikasi dengan petinggi pemerintahan yang mempertimbangkan untuk menaungi markas-markas China.

Ia mengatakan, pakar-pakar AS telah memastikan bahwa upaya diplomatik memperlambat upaya China untuk memperluas aktivitas pengumpulan intelijennya.

China membantah tuduhan bahwa pihaknya telah melakukan operasi pengumpulan intelijen di Kuba – pulau yang terletak sekitar 160 kilometer dari Florida, negara bagian AS di sisi selatan.

Juru bicara kementerian luar negeri China, Wang Wenbin, pada hari Senin mengatakan dalam jumpa pers bahwa tuduhan tentang upaya mata-mata di Kuba keliru dan bahwa AS menyampaikan informasi yang tidak konsisten dan bertentangan.

Sebelumnya pada hari yang sama, salah seorang pejabat AS mengatakan bahwa operasi pengumpulan intelijen China di Kuba “didokumentasikan dengan baik” ketika Presiden Joe Biden menjabat.

Dalam sebuah unggahan Twitter hari Sabtu (10/6), Wakil Menteri Luar Negeri Kuba Carlos Fernandez de Cossio menyebut tuduhan itu “spekulasi fitnah.” Perkembangan itu terjadi ketika Blinken dijadwalkan mengunjungi Beijing pekan depan.

Rencana kunjungan Blinken ke China pada Februari lalu ditunda di tengah meningkatnya ketegangan akibat kasus balon mata-mata China yang melintasi wilayah AS.