Ukraina pada Kamis mengatakan bahwa pihaknya telah mengajukan daftar kebutuhan yang mendesak kepada Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk membantu mengatasi dampak ledakan pada bendungan Kakhovka dan akan “segera” menerima bantuan dari aliansi itu.
“Saya berterima kasih kepada NATO dan beberapa negara sekutu atas kesiagaan mereka membantu Ukraina untuk mengatasi dampak dari serangan teroris Rusia terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Air Kakhovka,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada pertemuan Komisi Ukraina-NATO, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri.
Pernyataan itu, kata Kuleba, menyerukan para mitra Kiev untuk lebih memperkuat kemampuan pertahanan Ukraina dan menegaskan bahwa ancaman “kejahatan” Rusia yang baru akan selalu ada “selama Rusia menduduki tanah Ukraina.” Dia juga menyerukan kepada mitra-mitra Kiev untuk mengadopsi keputusan dalam konferensi NATO di ibu kota Lithuania, Vilnius, pada Juli, yang akan membawa Ukraina lebih dekat pada keanggotaan penuh di NATO.
Menurut Kuleba, hal itu dapat memberi keuntungan kepada NATO karena Ukraina telah memberikan “kontribusi signifikan pada keamanan Eropa-Atlantik,” kata pernyataan itu.
Dia mengatakan bahwa keanggotaan Ukraina dapat membantu mencegah perang di masa depan setelah perang ini dimenangkan.
“Ukraina sebagai bagian dari Aliansi akan menjadi tameng yang dapat diandalkan, yang akan melindungi negara-negara mitra di wilayah timur dan dapat secara efektif mencegah penyerang potensial,” kata Kuleba.
Dia menambahkan bahwa keanggotaan Ukraina akan menjadikan NATO lebih kuat.
Rusia dan Ukraina pada Selasa saling tuding atas ledakan yang terjadi di bendungan Kakhovka, yang membanjiri wilayah pemukiman sekitarnya, merusak ladang, mengancam ketersediaan air dan memicu evakuasi warga.
Moskow menuduh Ukraina berupaya memutus pasokan air bersih dari Kakhovka ke Krimea, sementara Kiev menuding Rusia berupaya memperlambat serangan balasan dari Ukraina.