Menteri Kesehatan Taiwan Hsueh Jui-yuan pada Minggu (21/5) memperingatkan bahwa pengecualian yang masih berlangsung terhadap Taiwan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena aksi China bisa mengancam kesehatan global.
“Mengecualikan Taiwan dan WHO tidak hanya membahayakan hak kesehatan 23,5 juta warga Taiwan, tetapi juga secara serius mengacaukan upaya WHO untuk mencapai kesehatan bagi semua” dan menghalangi untuk berbagi informasi,” kata Hsueh saat konferensi pers di Geneva Press Club.
Hsueh berbicara menjelang pembukaan Majelis Kesehatan Dunia WHO (WHA) di Jenewa yang berlangsung pada 21-30 Mei.
“Partisipasi Taiwan di WHA dan WHO untuk urusan kesehatan, bukan isu politik,” katanya.
Hsueh menekankan bahwa pandemi COVID-19 menunjukkan bahwa dunia perlu bekerja sama untuk mengatasi tantangan kesehatan kolektif.
“Dan Taiwan sudah terbukti menjadi mitra yang berharga dalam memberantas COVID-19,” ucapnya.
China menjegal Taiwan untuk menghadiri WHA sejak 2017 sebab Beijing tidak menganggap Taiwan sebagai sebuah negara, namun sebagai provinsi yang harus bersatu kembali dengan daratan China.
Negara-negara WHO pada Senin akan membahas apakah Taiwan harus menghadiri WHA sebagai pengamat, namun seruan seperti itu gagal dalam beberapa tahun belakangan.
Anggota parlemen Swiss, Nicolas Walder, saat konferensi mengatakan bahwa Taiwan adalah mitra ekonomi terbesar kelima mereka di Asia dan telah “berbagi banyak nilai dengan kami, termasuk komitmen terhadap demokrasi dan hak asasi manusia.” “Taiwan dikecualikan dari WHO terlepas dari kerja sama penuh dan patut dicontoh mereka dengan WHO dan negara-negara anggota selama krisis kesehatan dan isu kesehatan masyarakat lainnya,” kata Walder.