Jumlah orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat bentrokan di Sudan meningkat lebih dari dua kali lipat hingga lebih dari 700.000 pengungsi dalam sepekan terakhir, kata seorang juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (9/5).
Farhan Haq, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengatakan bahwa Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) melaporkan angka 700.000 tunawisma, dibandingkan dengan 340.000 orang yang tercatat sepekan lalu pada 2 Mei.
Mereka terpaksa mengungsi akibat bentrokan baru-baru ini yang dimulai pada 15 April lalu.
Sebelum bentrokan terjadi, sebanyak 3,7 juta orang di Sudan telah terpaksa mengungsi secara internal, terutama di daerah Darfur bagian barat.
Dikatakan oleh Haq bahwa Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) melaporkan kebutuhan hampir 13.000 ton makanan untuk menjangkau sekitar 384.000 orang di negara bagian Gedaref, Gezira, Kassala, dan Nil Putih.
Menurut WFP, saat ini pihaknya memiliki sekitar 8.000 ton makanan di Pelabuhan Sudan untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.
Selain itu, dalam beberapa hari lagi dua kapal akan berlabuh di pelabuhan yang sama dengan membawa makanan dan perlengkapan dari WFP untuk mengobati malanutrisi akut sedang.
Badan PBB tersebut mengatakan bahwa sejak memulai kembali distribusi makanan pada pekan lalu, pihaknya telah menjangkau lebih dari 35.500 orang di Gedaref serta Kassala, dan distribusi sedang dilakukan di Nil Putih.