Harga minyak menguat di tengah rencana pengisian cadangan strategis AS

0
73
Panorama of oil and gas central processing platform in sun set where produced, treat the hydrocarbon then sent to refinery , petrochemical , power generation plant and tanker barge for export.

Harga minyak naik tipis pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), membalikkan penurunan lebih dari dua persen di awal sesi, karena pasar mempertimbangkan rencana pemerintah AS untuk mengisi kembali cadangan minyak darurat AS dan mengantisipasi permintaan musiman yang lebih tinggi.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli terangkat 43 sen atau 0,6 persen menjadi ditutup di 77,44 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni terangkat 24 sen atau 0,3 persen, menjadi menetap di 73,39 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Pemerintahan Biden berencana untuk mulai membeli minyak untuk mengisi Cadangan Minyak Strategis (SPR) membantu menutupi posisi penjualan spekulatif, kata Robert Yawger, direktur eksekutif energi berjangka di Mizuho.

Menteri Energi Jennifer Granholm mengatakan pemerintah dapat mulai membeli kembali minyak mentah untuk Cadangan Minyak Strategis akhir tahun ini setelah Presiden Joe Biden tahun lalu memerintahkan penjualan terbesar dari persediaan.

Sebuah laporan dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan permintaan musiman yang lebih tinggi dan produksi yang lebih rendah dari perkiraan juga mendukung harga.

“Kami memperkirakan kenaikan musiman dalam konsumsi minyak dan penurunan produksi minyak mentah OPEC memberikan dorongan ke atas pada harga minyak mentah dalam beberapa bulan mendatang,” Badan Informasi Energi mengatakan dalam Prospek Energi Jangka Pendeknya.

EIA juga memperkirakan produksi minyak mentah AS akan naik 5,1 persen menjadi 12,53 juta barel per hari tahun ini, tetapi menurunkan perkiraan produksinya untuk tahun ini dan selanjutnya dari perkiraan sebelumnya.

Lembaga itu memangkas estimasi harga Brent dan WTI masing-masing lebih dari 7,0 persen menjadi 78,65 dolar AS dan 73,62 dolar AS per barel.

Kedua harga acuan telah jatuh sekitar 2,5 persen di awal sesi setelah dua hari membukukan kenaikan.

Harga tertahan oleh data yang menunjukkan impor China berkontraksi pada April, sementara ekspor naik pada kecepatan yang lebih lambat, menyiratkan permintaan domestik yang lemah.

Pasar juga memantau komentar Presiden AS Joe Biden dan anggota parlemen terkemuka dari Partai Republik tentang peningkatan plafon utang AS sebesar 31,4 triliun dolar AS, karena khawatir akan gagal bayar yang belum pernah terjadi sebelumnya jika Kongres tidak bertindak dalam tiga minggu.

Angka indeks harga konsumen (IHK) AS untuk April akan dirilis pada Rabu dan dapat menentukan keputusan suku bunga Federal Reserve berikutnya.

Presiden Fed New York, John Williams mengatakan inflasi masih terlalu tinggi dan bank sentral akan menaikkan suku lagi jika perlu, meskipun bank sentral AS menghapus pedoman tentang perlunya kenaikan di masa depan.

Sementara keraguan tentang ekonomi dapat membebani pasar, harga minyak mentah didukung karena kebakaran hutan yang mendorong produsen minyak di provinsi Kanada Alberta untuk menutup setidaknya 319.000 barel setara minyak per hari, lebih dari 3,7 persen dari produksi Kanada.

Pasar sekarang sedang menunggu data persediaan AS dari grup industri American Petroleum Institute (API), yang akan dirilis pada pukul 16.30 waktu setempat.

Para analis memperkirakan penarikan 917.000 barel untuk minggu lalu.