Presiden AS Joe Biden resmi meluncurkan kampanye untuk pemilihannya kembali pada hari Selasa (25/4), dengan mengimbau para pemilih dalam sebuah video agar memberinya lebih banyak waktu untuk “menuntaskan pekerjaan” yang dimulai oleh pemerintahannya dua tahun silam.
Para kandidat resmi dari dua partai politik utama Amerika, Demokrat dan Republik, baru akan dipilih hanya beberapa bulan menjelang pemilihan November 2024.
Tetapi status petahana Biden, sesuai preseden, kemungkinan besar tidak akan membuat Partai Demokrat memilih orang lain sebagai kandidat calon presiden mereka.
Biden mengalahkan Donald Trump dari partai Republik dan mendapatkan masa jabatan pertamanya sebagai presiden pada pemilihan 2020.
Trump menolak menerima hasil pemilihan, mengeluarkan klaim tak beralasan mengenai kecurangan pemilu.
Gerombolan massa pendukung Trump menyerbu gedung Capitol AS sewaktu Kongres bersidang untuk mengesahkan hasil pemilu pada Januari 2021, dan kampanye Biden menggunakan adegan-adegan dari penyerangan itu untuk memulai pengumumannya pada hari Selasa.
“Setiap generasi orang Amerika telah menghadapi momen ketika mereka harus membela demokrasi,” kata Biden.
“Bangkit untuk kebebasan pribadi kita.
Bangkit demi hak untuk memilih dan hak-hak sipil kita.” Menurut Biden, anggota partai Republik sedang berupaya membatasi akses ke aborsi, memangkas Jaminan Sosial, membatasi hak memilih, dan “memberitahu orang-orang tentang siapa yang dapat mereka cintai.” Biden, yang menjadi presiden tertua Amerika pada waktu ia dilantik, tidak membesar-besarkan kekhawatiran mengenai usianya menjelang kampanye pemilihannya kembali.
Ia akan berusia 82 tahun pada awal masa jabatan baru.