Taiwan bakal boyong 400 rudal Harpoon AS hadapi ancaman China

0
63

Taiwan akan memboyong 400 rudal Harpoon yang diluncurkan di darat untuk menghadapi ancaman dari China, seperti dilaporkan Kantor Berita Bloomberg pada Senin (17/4), mengutip pemimpin grup perdagangan dan orang-orang yang akrab dengan isu tersebut.

Pentagon mengumumkan kontrak 400 rudal anti-kapal senilai 1,17 miliar dolar AS (sekitar Rp17,3 triliun) pada 7 April tanpa mengungkap siapa pembelinya, mengatakan produksi rudal tersebut diperkirakan bakal rampung pada Maret 2029.

Bloomberg menyebut bahwa Taiwan pembelinya.

Pentagon menolak berkomentar langsung mengenai kesepakatan itu, namun mengatakan: “Amerika Serikat menyediakan jasa dan data teknis sistem pertahanan yang diperlukan ke Taiwan untuk memudahkan mereka mempertahankan kapabilitas pertahanan diri yang memadai”.

Pada 2020, Taiwan mengutarakan rencana untuk membeli rudal anti-kapal Harpoon buatan Boeing sebagai bagian dari upaya modernisasi militer.

Ketika disinggung soal laporan tersebut, juru bicara kementerian pertahanan Taiwan Sun Li-fang saat konferensi pers mengatakan bahwa kementerian pernah membeberkan informasi tentang pembelian tersebut.

Disebutkan pula bahwa kementerian “yakin” kesepakatan itu berjalan sesuai jadwalnya.

Satu kontrak dengan Boeing yang dikeluarkan Komando Sistem Udara Angkatan Laut AS atas nama Taiwan menandai pertama kalinya mereka akan mendapatkan versi mobile yang diluncurkan di darat, kata Bloomberg mengutip presiden Dewan Bisnis AS-Taiwan, Rupert Hammond-Chambers.

Taiwan sebelumnya pernah membeli rudal versi yang diluncurkan kapal.

Pada April ini, Ketua DPR AS Kevin McCarthy menemui pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen di California dan menegaskan perlunya mempercepat pengiriman senjata ke Taiwan dalam menghadapi ancaman China.

Usai pertemuan tersebut, ketua Partai Republik Mike Gallagher dari Komite Khusus DPR AS untuk Partai Komunis China, mengatakan bahwa dirinya akan mencari strategi untuk membawa rudal Harpoon ke Taiwan lebih dulu daripada pengiriman ke Arab Saudi.