Harga emas berjangka pada hari Selasa berakhir di level terendah dalam lebih dari seminggu, setelah pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell membiarkan pintu terbuka untuk kenaikan suku bunga yang lebih agresif karena bank sentral terus berjuang untuk mengendalikan inflasi. Kesaksian Powell membuktikan bahwa kryptonite The Fed masih bisa melemahkan kekuatan emas.
Dengan guncangan inflasi dan perang di Eropa yang kini telah lama memudar sebagai alasan untuk membeli emas, logam mulia saat ini kekurangan pendorong yang mendesak untuk mengubah sentimen positif investor dalam menghadapi kenaikan suku bunga Fed selanjutnya.
“Jika totalitas data menunjukkan bahwa pengetatan yang lebih cepat diperlukan, kami akan siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga,” kata Powell.
Emas berakhir turun tajam setelah rilis kesaksian yang disiapkan Powell untuk Komite Perbankan Senat pada hari Selasa. Komentar Powell tidak terlalu mengejutkan bagi mereka yang mengikuti Fed dan dampaknya terhadap suku bunga, emas, dan pasar AS.
Emas siap menuju ke harga yang lebih rendah berdasarkan kemungkinan yang berbeda untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga di masa depan, lebih tajam dan lebih lama. Ada kemungkinan Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin untuk bulan Maret dari posisi sekarang yang jauh lebih tinggi daripada sebelumnya.
Dolar AS menguat setelah pernyataan Powell, dimana indek Dolar AS (ICE) naik 1,2% pada 105,58 pada transaksi Selasa, menekan harga emas dalam denominasi dolar. Harga logam mulia turun di belakang penguatan dolar. Ada penilaian ulang permintaan global setelah pengaturan China dari target PDB 2023 yang lebih rendah dari perkiraan.
Penurunan harga emas masih akan bergantung pada kesaksian Powell berikutnya. Powell juga dijadwalkan untuk tampil di hadapan panel DPR pada hari Rabu pukul 10 pagi waktu Timur. Harga emas jatuh ke $1.800 dapat terjadi dengan sangat cepat. Ada tidak banyak dukungan untuk emas saat ini. Tak heran bila saat ini merupakan momen ketika pasar dalam mode “tunggu dan lihat “.
The Fed telah menaikkan suku bunga dengan cepat sejak Maret tahun lalu. Selama sebulan terakhir, investor yang sebelumnya meragukan perkiraan Fed untuk puncak suku bunga fed-fund di atas 5% mengubah nada mereka, sementara juga sebagian besar memperkirakan penurunan suku bunga pada akhir tahun.
Imbal hasil Treasury telah turun di awal tahun, sementara dolar AS melemah, memungkinkan emas untuk reli, tetapi pergerakan itu berbalik pada bulan Februari.
Harus diakui bahwa fokus pasar emas saat ini masih tetap pada pasang surut ekspektasi kebijakan moneter, dan pergerakan suku bunga dan dolar yang dihasilkan. Namun, jika ada bukti bahwa kenaikan suku bunga saja tidak dapat menahan inflasi, emas dapat naik kualitasnya untuk mengantisipasi inflasi yang membandel dan risiko resesi yang meningkat.
Disisi lain, emas batangan dianggap masih berhasil menghindari kenaikan suku bunga yang tajam tahun lalu untuk menetapkan rekor rata-rata tahunan baru sepanjang masa di $1.800. Level itu sekarang terlihat cukup solid untuk membatasi penurunan emas berkat tawaran kuat dari pasar perhiasan besar Asia dan juga dari bank sentral pasar berkembang.