Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI) ditutup lebih tinggi pada perdagangan Jumat (03/03/2023) waktu setempat. Kenaikan didukung oleh harapan meningkatnya permintaan dari China setelah negara tersebut membuka aktifitas kembali setelah penguncian akibat Covid-19. Harga minyak mentah sendiri sempat terjun setelah ada laporan bahwa Uni Emirat Arab tengah mempertimbangkan untuk meninggalkan OPEC di tengah keretakan hubungan dengan Arab Saudi.
Harga WTI untuk pengiriman April ditutup naik $1,52 menjadi menetap di $79,68 per barel. Minyak mentah Brent Mei, sebagai patokan harga global, terakhir terlihat naik $1,05 menjadi $84,79.
The Wall Street Journal melaporkan terjadinya keretakan hubungan diplomatik yang semakin dalam antara Arab Saudi dan UEA. Ini membuat Emirates mempertimbangkan untuk meninggalkan OPEC, dan memotong kemampuan kartel tersebut dalam mendikte harga. WTI sempat diperdagangkan serendah $75,83 per barel sebelum pulih dengan cepat karena pejabat UEA membantah laporan tersebut.
Kenaikan harga minyak mentah terjadi karena meningkatnya permintaan dari China, importir No.1 dunia, diimbangi oleh meningkatnya persediaan AS dan kekhawatiran tingkat suku bunga yang lebih tinggi di ekonomi Barat akan menyebabkan resesi. Perekonomian China dengan cepat pulih dari kebijakan nol-Covid yang memangkas pertumbuhan. Negara tersebut pada hari Jumat mengatakan pertumbuhan di sektor jasa berjalan pada level tertinggi enam bulan, sementara aktivitas manufaktur meningkat pada laju tercepat dalam satu dekade, menurut laporan Reuters. Data lain juga menunjukkan pemulihan yang cepat ke keadaan normal di negara tersebut.
Kemunduran mobilitas China semakin cepat dengan kecepatan yang melebihi apa yang telah dilihat sebagai tingkat normalisasi yang lebih cepat dari konsensus. Penumpang harian metro di China pulih secara linear di bulan menjelang Tahun Baru Imlek, tetapi tingkat perubahan telah meningkat tajam dalam beberapa minggu sejak itu. Enam dari 10 kota besar di China yang di survei menunjukkan jumlah penumpang angkutan umum harian naik 100%, dan hanya dua yang tetap di bawah 95% dari tingkat pra-pandemi. Meskipun sejumlah jadwal China Airlines dikurangi di masa mendatang, masih saja agregat aktivitas penerbangan untuk tahun ini berada di jalur yang tepat dengan naik 15% di atas level 2019.