Presiden Biden Terima Kunjungan Kanselir Scholz

0
71

Presiden AS Joe Biden akan menyambut kunjungan Kanselir Jerman Olaf Scholz ke Gedung Putih, Jumat (3/3) untuk berdiskusi tentang dukungan berkelanjutan bagi Ukraina dan kerja sama bilateral dalam berbagai isu keamanan dan ekonomi global.

Kedua pemimpin itu pertama kali bertemu pada Februari tahun lalu, tidak lama setelah Scholz menjabat.

Kunjungan Scholz ini dilakukan setelah menandai peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina.

“Kami telah mengoordinasikan dukungan kami dengan erat ke Ukraina sepanjang konflik ini, termasuk melalui pengumuman bersama pada bulan Januari untuk menyediakan kendaraan dan tank tempur,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby kepada para wartawan dalam jumpa pers Kamis.

Kirby mengatakan bahwa pembahasan tentang dukungan tambahan untuk Ukraina menjadi agenda utama untuk pertemuan hari Jumat.

Dia juga mengatakan Amerika Serikat akan mengumumkan paket baru bantuan militer untuk Ukraina pada Jumat sore hari waktu setempat.

Dalam pidato di depan parlemen Jerman pada hari Kamis, Scholz menyerukan agar China menggunakan pengaruhnya pada Rusia dengan meyakinkan negara itu untuk menarik pasukannya dari Ukraina dan tidak memberi Moskow senjata tambahan.

Hari Kamis, Kirby mengatakan AS telah berkomunikasi secara langsung dan terbuka dengan China tentang kemungkinan penyediaan senjata untuk Rusia.

“Kami percaya bukan kepentingan terbaik China untuk melakukan hal itu dan mereka harus memandangnya dengan cara yang sama,” katanya.

Ketika berbicara kepada para wartawan di Berlin menjelang keberangkatannya ke Washington, Scholz ditanya mengapa dia pergi ke Washington untuk bertemu langsung dengan Biden sementara mereka dapat melakukan percakapan yang sama melalui tautan video.

Dia mengatakan kedua pemimpin berbicara di telepon secara teratur tetapi bertemu muka “adalah bagian dari kualitas hubungan kita,” sebagaimana seharusnya “dalam kehidupan yang baik.” Dia mengatakan pertemuan langsung sebagai kebutuhan di dunia “di mana banyak hal menjadi sangat rumit.”